Penyelidikan Seputar Penembakan Christchurch Akan Rampung Akhir Tahun

8 April 2019 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Garis polisi terpasang di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru. Foto: Reuters/Jorge Silva
zoom-in-whitePerbesar
Garis polisi terpasang di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru. Foto: Reuters/Jorge Silva
ADVERTISEMENT
Penyelidikan seputar penembakan masjid di kota Christchurch, Selandia Baru, baru akan rampung pada akhir tahun ini. Penyelidikan ini dianggap penting karena akan mengungkap hubungan pelaku dengan kelompok sayap kanan lainnya di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters yang mengutip Perdana Menteri Jacinda Ardern, penyelidikan oleh Komisi Kerajaan akan dilaporkan pada 10 Desember mendatang.
Penyelidikan nanti dilakukan seputar aktivitas pelaku penembakan, penggunaan sosial media, dan keterlibatannya dengan kelompok supremasi kulit putih lainnya. Selain itu penyelidikan juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada yang salah dalam upaya pemberantasan terorisme di Selandia Baru.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern. Foto: AFP/DAVID LINTOTT
"Komisi Kerajaan memainkan peranan penting dalam respons kami untuk memahami secara menyeluruh apa yang terjadi sebelum serangan dan untuk memastikan serangan itu tidak terjadi lagi," kata Ardern.
Penembakan pada 15 Maret itu menewaskan 50 orang jemaah dua masjid di Christchurch. Pelakunya adalah pria Australia, Brenton Tarrant, seorang penganut paham supremasi kulit putih.
Brenton Tarrant, didakwa atas pembunuhan terkait serangan masjid di pengadilan distrik Christchurch, Selandia Baru. Foto: Reuters
Tarrant telah diganjar 50 dakwaan pembunuhan berencana dan puluhan dakwaan upaya pembunuhan di pengadilan. Pengadilan Tarrant berikutnya akan dilakukan pada Juni mendatang.
ADVERTISEMENT
Ardern yang telah bersumpah tidak akan menyebut nama Tarrant mengatakan pelaku tidak masuk daftar pengawasan intelijen di Selandia Baru atau Australia. Padahal, Tarrant telah dua tahun tinggal di Selandia Baru dan merencanakan serangannya.
Kritikan bermunculan, mengatakan intelijen Selandia Baru hanya mengawasi umat Islam yang dikhawatirkan melakukan serangan teror. Menurut Ardern, hal ini dipastikan dalam penyelidikan Komisi Kerajaan.