''Penyerang Gereja Bedog Berupaya Pecahkan Umat Beragama"

11 Februari 2018 15:58 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pria berparang serang Gereja Bedog. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pria berparang serang Gereja Bedog. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) menanggapi kejadian penyerangan brutal kepada para jemaat yang terjadi di Gereja Santa Ludwina Stasi Bedog, Sleman, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Hargo Mandiraharjo, Ketua Presidium PP ISKA, meyakini bahwa kejadian yang mengacam kerukunan antarumat beragama bukanlah kebetulan, melainkan ada seseorang yang ingin menimbulkan perpecahan sosial dalam masyarakat. Dalam hal ini, menurutnya penegak hukum harus bertidak lebih lanjut agar tidak ada perpecahan antarumat beragama.
"Dalam hal ini aparat penegak hukum harus tegas bertindak dan tidak berpihak pada mereka yang melakukan pembiaran atas nama kekerasan, tindakan anarkis, perusakan, pelecehan serta penghujatan," ujar Hargo, dalam keterangan pers yang diterima kumparan (kumparan.com), Minggu (11/2).
Demi membangun kerukunan hidup beragama, PP ISKA juga mengutuk keras pelaku kekerasan yang bermaksud membenturkan umat antarberagama, tempat ibadah, atau kegiatan keagamaan.
"Ini tantangan serius kita untuk memelihara kerukunan tengah-tengah keberagaman. Kita harus tetap teguh melawan upaya apapun yang menghancurkan kebinekaan serta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," ujar Hargo.
ADVERTISEMENT
Ia juga menginstruksikan pada seluruh warga Indonesia untuk tidak terprovokasi pada hal-hal yang menimbulkan kekerasan dan perpecahan antarumat beragama.
"Teruslah membangun komunikasi dan solidaritas antarumat beragama dan kepercayaan untuk mempertahankan kebinekaan bangsa serta persatuan Indonesia,"
Penyerangan gereja yang terjadi di Gereja Santa Lidwina Stasi Bedog dilakukan saat aktivitas misa pagi berlangsung sekitar pukul 07.45 WIB. Pelaku penyerangan yang bernama Suliyono masuk ke dalam gereja sambil membawa parang menyerang jemaat yang tengah beribadah.
Kejadian itu menimbulkan Empat orang menjadi korban termasuk Romo Karl Edmund Pier yang sedang memimpin misa. Akibatnya Romo harus melakukan operasi dibagian kepala.