Penyerang Gereja di Texas Bisa Beli Senjata karena Militer AS Lalai

8 November 2017 5:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penembakan gereja di Texas (Foto:  REUTERS/Joe Mitchell)
zoom-in-whitePerbesar
Penembakan gereja di Texas (Foto: REUTERS/Joe Mitchell)
ADVERTISEMENT
Penyerangan gereja di Texas diketahui dilakukan oleh Devin Kelley, yang merupakan mantan anggota Angkatan Udara AS. Semestinya Kelley yang dipecat dengan tidak hormat dari Angkatan Udara AS tahun 2014 ini sudah tak berhak memiliki senjata karena catatan kriminalnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Rabu (8/11), Angkatan Udara AS mengakui telah lalai dalam menyampaikan informasi soal hukuman yang diterima Kelly ke sistem Pusat Informasi Kejahatan Nasional. Mereka tidak memasukkan informasi catatan kriminal Kelley ke dalam bank data FBI tersebut, sehingga Kelley masih bisa bebas memiliki senjata.
Sistem bank FBI itu merupakan suatu bank data milik pemerintah AS yang digunakan oleh para pedagang senjata api berizin untuk memeriksa latar belakang kejahatan para calon pembeli.
Selain dikeluarkan dengan tidak hormat dari Agkatan Udara AS, Kelley juga pernah diadili pengadilan militer pada tahun 2012 karena menyerang istri pertama dan anak laki-laki tirinya. Permasalahan keluarga ini juga yang diduga menjadi penyebab Kelley menyerang Gereja First Baptist di Sutherland Springs, Wilson County, pada Minggu (5/11).
ADVERTISEMENT
Aksi nekat Kelley menyebabkan 26 orang tewas dan 20 lainnya luka-luka. Korban luka termasuk anak berusia 5 tahun.
Kelly tewas di dalam mobilnya saat dalam pengejaran polisi. Juru bicara Departemen Keselamatan Masyarakat, Freeman Martin menyebut, di dalam mobil tersebut polisi menemukan 2 pistol.
Dalam lawatannya di Asia, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada para wartawan bahwa ia yakin peninjauan lebih ketat atas pembelian senjata tidak akan berdampak pada penembakkan massal di Texas itu.