Penyerangan Asrama Papua, Motivasi Awal Ananda Badudu Galang Dana

1 Oktober 2019 22:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ananda Badudu usai jalani pemeriksaan di Resmob Polda Metro Jaya. Foto: Raga Imam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ananda Badudu usai jalani pemeriksaan di Resmob Polda Metro Jaya. Foto: Raga Imam/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan musisi Banda Neira, Ananda Badudu, menggalang dana melalui platform kitabisa.com untuk mendukung aksi demonstrasi mahasiswa beberapa waktu lalu. Niat baiknya itu justru membuatnya dipolisikan, karena membagi-bagikan uang untuk aksi demonstrasi mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Ananda menceritakan, awal mula dukungannya didasari oleh kondisi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.
"Motivasi pribadi saya sudah sejak dua bulan belakangan, saya pribadi melihat bahwa negara ini sedang tidak baik-baik sajalah," kata Ananda di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (1/10).
Diduga Patahkan Tiang Bendera Merah-Putih, Sejumlah Massa datangi Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jumat (16/8) Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Ia menuturkan, setidaknya apa yang ia rasakan berawal dari penyerangan asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Ananda merasakan ada suatu hal yang mengganjal, namun ia tak bisa berbuat apa-apa.
"Setidaknya sejak isu Papua mulai kelihatan benar di depan mata bahwa ada satu. Ada satu keadaan genting yang rasanya ketidakadilan itu berlangsung di depan mata kita, seperti tidak bisa berbuat apa-apa," tutur dia.
Terlebih, kata dia, perkembangan situasi politik beberapa waktu belakangan membuatnya harus bergerak dan berbuat sesuatu.
Suasana massa mahasiswa saat demo di depan gedung DPR RI, Jakarta, pada Selasa (24/9/2019). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dan puncaknya, ketika mahasiswa berencana menggelar aksi di depan Gedung DPR, niatnya untuk membantu pun muncul. Ia mengeskalasi gerakan dukungan dari masyarakat melalui kitabisa dengan cara menggalang dana (crowdfunding).
ADVERTISEMENT
Penggalangan dana sendiri bukanlah suatu yang ia rencanakan jauh-jauh hari. Hal itu terinspirasi dari aksi demonstrasi yang dianggapnya "mapan". Misalnya, seperti mobil sound yang bagus, akomodasi yang memadai, hingga logistik yang cukup.
Dari situlah ia memikirkan cara bagaimana membantu gerakan mahasiswa agar bisa mendapatkan fasilitas seperti itu.
"Muncul di benak saya ini sebenarnya dana dari mana kok bisa di maintenance berhari hari dan fasilitasnya ada, dananya darimana kan aksi gitu kan butuh dana. Karena hal itu saya jadi kepikiran, gimana kalau ada satu aksi yang dananya digalang secara transparan dan publik bisa terlibat," kata dia.
Konferensi pers Ananda Badudu soal crowdfunding dan somasi di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta. Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan
"Alangkah indahnya kalau ada aksi yang seperti itu dananya jelas, dari publik, aspirasinya jelas, kalau support kamu bisa bantu dana," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Ananda pun berharap inisiasinya ini bisa membantu gerakan politik ke depannya. Di mana masyarakat bisa berpartisipasi secara transparan dalam mendukung suatu gerakan.
Dia lalu mencontohkan bisa saja nantinya partai politik melakukan hal yang sama untuk mendapatkan dukungan.
"(Dana kampanye parpol) kita kan enggak tahu dananya dari mana, siapa yang nyumbang paling besar. Kita cuma lihat di TV ada konglomerat ini ketemu sama ini, kemudian salaman dan oh ternyata ada si ini dibelakang partai ini atau tokoh ini," kata dia.
"Kalau ini kan semua transparan tidak perlu menduga-duga, bisa dilihat semua dananya dari mana dan itu mudah mudahan bisa jadi pembelajaran politik buat Indonesia ke depan," tutupnya.
Sebelumnya, Ananda ditangkap oleh Polda Metro Jaya karena diduga memberikan dana kepada mahasiswa yang demonstrasi. Penangkapan dilakukan atas dasar pelaporan dari pihak polisi. Saat ini, status Ananda masih saksi.
ADVERTISEMENT