Penyusup Berbaju Serba Hitam Diduga Pemicu Ricuh May Day di Yogyakarta

2 Mei 2018 19:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pos polisi di Jogja dibakar. (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pos polisi di Jogja dibakar. (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Demo peringatan Hari Buruh atau May Day berujung ricuh di Yogyakarta. Diduga, ada sekelompok orang yang menyusup dan menyulut kerusuhan hingga aksi vandalisme bernada ancaman kepada Sultan Hamengkubuwono.
ADVERTISEMENT
Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) DIY, Faizi Zain menuturkan, aksi yang digelar di Jalan Laksda Adisucipto tersebut awalnya merupakan aksi damai. Menamai diri Gerakan Aksi Satu Mei (Geram) ada puluhan hingga ratusan mahasiswa yang turut bergabung dalam lintas gerakan tersebut.
"Sejak awal kami sepakat aksi ini adalah aksi damai, tanpa anarkisme," tutur Faizi, di Yogyakarta, Rabu (2/5).
Akan tetapi di ujung aksi damai, masuk sekelompok orang. Saat itu, koordinator umum aksi sedang bersiap mengutarakan pernyataan sikap dan unjuk rasa pun harusnya berakhir.
Faizi mengungkapkan, sekelompok orang yang diduga sebagai penyusup memiliki ciri-ciri berpakaian hitam, mengenakan jaket, penutup kepala hingga penutup wajah. Lantas mereka melakukan perusakan, melempar bom molotov yang membuat pos polisi dibakar, melakukan vandalisme, hingga keributan tak terelakkan.
ADVERTISEMENT
"Ditangkap (polisi) total ada 69 orang. 43 di antaranya merupakan anggota PMII," imbuh dia.
Salah seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya membeberkan, aksi unjuk rasa dimulai pukul 14.00 WIB. Dalam aksi tersebut peserta menggunakan pakaian bebas, bendera, serta spanduk. Sekitar 70 orang akan menjadi peserta aksi.
Di saat yang bersamaan, ada sekelompok orang berpakaian gelap menggunakan penutup wajah dan membawa spanduk. Jumlahnya pun sekitar 40 orang lebih.
Saat aksi mulai, orang berpakaian serba hitam yang diduga penyusup tersebut menempati dua titik yaitu pos polisi dan sisi timur. Kemudian orang berpakaian gelap dan penutup wajah tersebut melempar bom asap ke arah polisi hingga kemudian kericuhan pun pecah.
"Nah di situlah mulai muncul pengrusakan Pos Polisi dengan melempar molotov," singkatnya.
Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dofiri (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dofiri (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dofiri menjelaskan pihaknya sejauh ini telah menetapkan 3 dari 69 orang pendemo di simpang tiga Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai tersangka. Ia juga menjelaskan tidak menutup kemungkinan masih ada tersangka lain setelah dilakukan pengembangan lebuh lanjut.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil penyidikan semalam, dari 69 (pendemo) yang kita amankan sudah kita tetapkan 3 tersangka. Namun tidak menutup kemungkinan ada (tersangka) yang lainnya," jelas Kapolda.
Belakangan, ketiga tersangka diketahui berinisial MC mahasiswa UIN Sunan Kalijaga asal NTT, kemudian MI mahasiswa UIN Sunan Kalijaga asal Kalimantan Barat, dan AM mahasiswa Sanata Dharma asal Bandung.