Perang Kata Sandi dan Jokowi: Politik Genderuwo hingga Dicabein

12 November 2018 16:45 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Sandi adu kemesraan dengan istri di medsos. (Foto: Instagram/@sandiuno, @jokowi)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Sandi adu kemesraan dengan istri di medsos. (Foto: Instagram/@sandiuno, @jokowi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Persaingan Pilpres 2019 antara Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno semakin memanas. Perang mulut dan kata-kata dilontarkan oleh masing-masing kubu untuk menggambarkan kondisi yang sedang terjadi atau sengaja digunakan untuk menyerang lawan politiknya.
ADVERTISEMENT
Namun, pertikaian ini baru hanya melibatkan Sandi dan Jokowi. Berikut kumparan sajikan kepada pembaca tiga istilah nyeleneh dari Sandi:
1. Politik Tempe
Mungkin masyarakat ingat dengan kata-kata Sandi seperti tempe setipis kartus ATM, tempe sebesar tablet, dan tempe saset. Itulah politik tempe yang dilancarkan Sandi sebagai ‘pintu masuk’ untuk mendekati, membuka komunikasi, dan mengambil hati masyarakat, terutama emak-emak yang sejak awal menjadi target kampanye Prabowo-Sandi.
Ucapan yang ‘receh-receh’ dari Sandi itu dianggap penting karena menggambarkan kondisi ekonomi Indonesia yang semakin sulit dan tidak terjangkau oleh masyarakat.
Sandiaga Uno pamer tempe berukuran HP jadul. (Foto: Instagram/@sandiagauno , 	Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno pamer tempe berukuran HP jadul. (Foto: Instagram/@sandiagauno , Wikimedia Commons)
2. Politik Teletubbies
Sandi kemudian menciptakan istilah baru untuk menatap masa kampanye pilpres dengan sebutan politik teletubbies. Istilah ini terinspirasi oleh film anak-anak yang diisi empat tokoh bernama Tinky Winky, Dipsy, Lala dan Po.
ADVERTISEMENT
Dalam serial film itu, empat karakter tersebut seringkali berpelukan disaat susah maupun senang. Sandi berharap dengan gaya politik seperti itu bisa menciptakan suasana yang kondusif dan merangkul.
3. Cabein Mulut
Sandi lebih banyak mengisi kampanye Pilpres 2019 dengan keluar masuk pasar di berbagai daerah. Dari pasar ke pasar, Sandi tak henti-hentinya melontarkan istilah-istilah yang bikin lawan politik terusik.
Sambil berdialog dengan pedagang, Sandi turut memborong cabai. Kepada pedagang cabai bernama Rudi, dia membeli cabai karena ingat kalau bicara kasar sering dicabein bibirnya oleh ibunya, Mien Uno.
Sandi belanja cabe di Pasar Baru Panam, Riau, Senin (12/11). (Foto: dok. Media Sandi)
zoom-in-whitePerbesar
Sandi belanja cabe di Pasar Baru Panam, Riau, Senin (12/11). (Foto: dok. Media Sandi)
Terus menerus diserang oleh pesaingnya, Jokowi tak tinggal diam. Jokowi juga berusaha meladeni kata-kata Sandi dengan istilah-istilah yang nyeleneh juga. Imbasnya, ucapan-ucapan Jokowi ini kemudian menimbulkan pro-kontra dan menjadi perbincangan khalayak luas. Berikut kami sajikan 3 istilah nyeleneh Jokowi:
ADVERTISEMENT
1. Sontoloyo
Istilah sontoloyo diungkapkan Jokowi saat rencana dana kelurahan yang hendak dikucurkan oleh pemerintah mendapatkan kritikan dari banyak pihak. Dengan rasa jengkel, Jokowi kemudian menyindir dengan istilah sontoloyo untuk menggambarkan ulah para politikus yang berusaha mempengaruhi masyarakat.
Jokowi di Kompleks Istana Merdeka. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Kompleks Istana Merdeka. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
2. Politik Genderuwo
Presiden Joko Widodo yang kembali menyinggung politikus-politikus Tanah Air yang menurutnya hanya menakut-nakuti rakyat. Sebutan politik genderuwo itu disampaikan Jokowi saat membagikan sertifikat tanah di Tegal, Jawa Tengah. Jokowi mengaku heran mengapa politikus tersebut justru hanya membuat takut. Bukan sebaliknya, memberikan ketenangan kepada masyarakat.
Presiden Jokowi blusukan ke Pasar Lawang Suryakancana, Bogor. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi blusukan ke Pasar Lawang Suryakancana, Bogor. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
3. Tempe Tebal
ADVERTISEMENT
Saat blusukan ke Pasar Lawang Suryakancana di Kota Bogor, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo sempat berinteraksi dengan sejumlah pedagang. Didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya, Jokowi menanyakan kenaikan harga barang dagangan.
Tempe, yang menjadi makanan favoritnya, juga tak luput dari pantauan Jokowi. Mantan Wali Kota Solo itu berbincang dengan pedagang tempe bernama Munarto. Dari hasil blusukan, didapati bahwa harga tempe masih stabil. Untuk satu papan tempe ukuran kecil dipatok harga sebesar Rp 4 ribu, sedangkan satu papan tempe besar dihargai Rp 10 ribu.
"Ya, dari dulu senangnya tempe. Ini sambil ngecek tempe (harganya) naik atau tidak naik," ujar Jokowi di lokasi, Selasa (30/10).
ADVERTISEMENT