Perempuan Korban Human Trafficking di China Sempat Berniat Bunuh Diri

19 September 2018 16:02 WIB
Ilustrasi human trafficking (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi human trafficking (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Chandra Eno Puspa atau Eno (23) menjadi satu dari 16 perempuan yang menjadi korban perdagangan manusia ke China. Eno bersama korban lainnya dikirim ke China pada bulan Mei, dan hingga saat ini belum bisa pulang ke Indonesia karena dipaksa menikah dengan warga setempat.
ADVERTISEMENT
Yuni Ela yang merupakan bibi Eno, mengakui keponakannya tersebut sempat beberapa kali berkomunikasi dengannya via telepon. Terakhir kali, Eno sempat menyampaikan keinginannya untuk mengakhiri hidup karena tak tahan dengan kondisi yang ia alami.
“Dia cuma nelepon bilang, 'Ma tolong Eno Ma, Eno disika terus, dipaksa berbuat terus sama dia, Eno takut hamil Ma',” ujar Yuni kepada wartawan dalam jumpa pers di kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (19/9).
“Dia bilang 'tolong Ma jangan sampai (Eno) bunuh diri di sini, udah enggak kuat, enggak tahan',” tambah Yuni menirukan ucapan keponakannya tersebut.
Yuni mengatakan, awalnya keponakannya itu berniat bekerja untuk mengubah nasib. Eno tidak menjelaskan di mana ia akan bekerja dan hanya mendatangi dirinya untuk menitipkan tiga anaknya yang pada saat itu masih berusia 4 tahun, 3 tahun dan 4 bulan.
ADVERTISEMENT
Nyatanya, bukan pekerjaan yang Eno dapatkan. Ia bersama 15 perempuan lainnya dipaksa menikah, dipaksa mengonsumsi obat penyubur dan melakukan kegiatan seksual terus menerus.
Yuni mengatakan, Eno yang pergi dalam keadaan baru saja selesai operasi caesar. Setibanya di China, luka tersebut bertambah parah.
“Saya bilang Eno suruh berobat, terus Eno bilang suaminya di sana itu malah bilang biar aja biar kamu mati di sini,” cerita Yuni.
Yuni dan orang tua korban lainnya ingin agar seluruh korban dapat segera dipulangkan ke Indonesia. Namun hingga saat ini 16 korban tersebur belum pulang ke Indonesia karena terikat pernikahan dengan warga setempat.