Perindo dan Hanura Percaya Diri Meski Diprediksi Tak Lolos Parlemen

6 Maret 2019 5:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi TPS Foto: Aprilio Akbar/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TPS Foto: Aprilio Akbar/Antara
ADVERTISEMENT
Kurang dua bulan lagi pelaksanaan Pemilu 2019 segera berlangsung, sejumlah lembaga survei ramai-ramai mengeluarkan elektabilitas 16 partai yang bertarung di pemilihan legislatif. Berdasarkan hasil survei, pertarungan tampaknya berjalan ketat, sebab seluruh partai harus berlomba-lomba mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold/PT) minimal 4 persen.
ADVERTISEMENT
Mungkin, angka minimal 4 persen suara nasional akan cukup mudah direngkuh PDIP, Gerindra, dan Golkar. Ketiga partai itu memang merajai survei-survei sebagai partai besar, meski elektabilitasnya bisa dibilang naik turun.
Akan tetapi, target mencapai parliamentary threshold ini akan betul-betul diperjuangkan oleh partai yang memiliki elektabilitas di bawah 4 persen, termasuk juga partai baru.
Suasana di Gedung DPR saat sidang tahunan, Kamis (16/8/2018). Foto: Fahrian Saleh/kumparan
Coba kita menelisik ke survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 18-25 Januari 2019 yang menunjukkan ada 9 partai yang elektabilitasnya di bawah 4 persen. Yaitu Perindo (3,6%), PPP (3,5%), PAN (1,5%), dan lainnya di bawah 1%, yaitu Hanura, PSI, Garuda, PBB, Berkarya dan PKPI.
Lanjut ada survei Charta Politika Indonesia, yang menempatkan Perindo, PAN, PSI, Hanura, PBB, Partai Berkarya, Partai Garuda, dan PKPI terancam tak lolos.
ADVERTISEMENT
Dan yang paling terbaru, ada rilis survei PolMark Indonesia yang menyebut ada tujuh partai yang diprediksi bakal gagal lolos di Pileg 2019. Berdasarkan hasil survei PolMark, tujuh partai itu adalah Perindo (2%), Hanura (1,1%), PSI (0,6%), PBB (0,5%), Berkarya (0,4%), PKPI (0,2%), dan Garuda (0,1%).
Dan, masih ada lembaga survei lainnya yang hasilnya pun tak berbeda jauh.
Eep Saefulloh dan Sandrina Malakiano sambangi Balai Kota, Jakarta, Kamis (9/8). Foto: Moh Fajri/kumparan
Founder PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, menjelaskan, masyarakat masih lebih percaya memilih partai yang memiliki jam terbang tinggi. Sebut saja PDIP yang menempati urutan pertama dengan 28,6%, diikuti Gerindra (14,1%), Golkar (13,5%), lalu diikuti PKB, Demokrat, PAN, NasDem, PKS, dan PPP.
"Responden cenderung memilih partai yang mempunyai jalan keluar atas masalah warga, partai yang memihak dan membela kemajemukan, serta partai yang memihak dan membela umat agama saya (responden)," ungkap Eep di Hotel Mercure Surabaya, Selasa (5/3).
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana tanggapan partai-partai yang disebut tak akan mencapai PT dan tak lolos ke Senayan?
Ilustrasi Partai Perindo. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Ketua DPP Perindo Arya Sinulingga menyebut berbeda-bedanya hasil survei tak akan berpengaruh banyak terhadap partainya. Sebab, menurut Arya, dalam pemilu, suara partai hanya menyumbang 30 persen dari total keseluruhan untuk lolos DPR RI. Sisanya adalah suara caleg dari tiap-tiap daerah.
"Faktor pengaruh caleg sangat besar terhadap elektabilitas. Jadi kalau ke Perindo, paling (survei) cuma (menyumbangkan) 2-3 persen. Tapi kalau ditambah calegnya itu lain persoalan (hasilnya)," tutur Arya saat dihubungi, Rabu (6/3).
Untuk memaksimalkan suara partainya, Perindo bakal mengoptimalkan caleg-caleg di daerah pemilihannya masing-masing. Selain itu, Arya juga optimistis karena sebelumnya Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo pernah menjadi Ketua Bappilu Partai Hanura, yang pernah diprediksi tak lolos parlemen.
ADVERTISEMENT
"Pasti kita punya hitung-hitungan terhadap caleg yang potensial. Jadi untuk mendapatkan 4 persen tak susah. Apalagi kita pernah megang Hanura dulu, dulu Pak HT pegang Bappilu Hanura, saya juga. Jadi kita pernah pegang Hanura dari 1 persen jadi 5,6 persen. Bukan sesuatu yang luar biasa, kalau kita bisa lebih dari itu nantinya," jelasnya.
Ilustrasi Partai Hanura Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Sementara bagi Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah, hasil survei hanya dilakukan sebatas pada tataran partai saja. Padahal, dalam mencapai target suara, caleg-caleg Hanura di seluruh daerah juga memiliki peran penting.
Ia kembali memutar waktu ke Pemilu 2009 dan Pemilu 2014, saat partainya diprediksi tak akan lolos ke DPR RI. Namun, pada akhirnya Hanura tetap melenggang ke parlemen.
ADVERTISEMENT
"Pada survei (Pemilu) 2009 dan 2014 yang lalu pun Hanura disebut tidak lolos PT, tapi kenyataannya lolos bukan?" ucap Inas.
"Artinya, bahwa Partai Hanura adalah partai yang susah diprediksi oleh para surveyor karena andalan Hanura adalah tokoh-tokoh serta ketangguhan individu-individu calegnya," tutupnya.
Seluruh partai masih memiliki 1,5 bulan untuk memaksimalkan suaranya, baik secara nasional maupun daerah melalui caleg-calegnya. Jadi, partai mana yang kira-kira bakal lolos dan tidak?