Peringati Hari Kartini, Turis Asing di Bali Berselancar Kenakan Kebaya

20 April 2019 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Turis asing saat akan berselancar sambil menggunakan kebaya Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Turis asing saat akan berselancar sambil menggunakan kebaya Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Pantai Kuta masih menjadi destinasi utama bagi wisawatan domestik maupun manca negara saat mengunjungi Bali. Keramaian wisatawan berjalan-jalan hingga menikmati ombak dengan berselancar seakan tak pernah absen dari suasana pantai tersebut.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Sabtu (20/4) sore ini, ada pemandangan yang berbeda. Di tengah ombak yang cukup tinggi, tampak sejumlah perempuan asyik berselancar. Uniknya mereka menggunakan kebaya.
Tak hanya peselancar dalam negeri, sebagian besar perempuan berkebaya itu merupakan turis asing yang tengah berwisata. Mereka tampak tertantang menaklukan laut dengan kebaya. Hal ini sekaligus memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April.
Turis asing saat berselancar sambil menggunakan kebaya Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Salah satu peselancar berkebaya itu adalah Diana (25), perempuan asal Rusia. Dia terlihat antusias saat mengenakan kebaya hijau dilengkapi sarung pantai berwarna oranye.
Dengan senyum cukup lebar, Diana tampak bahagia membawa papan selancar ke bibir pantai Kuta. Ia menuju tengah laut mencari sang ombak. Sayangnya, ia tampak beberapa kali gagal berdiri di atas papan selancar saat mencoba menyeimbangkan diri.
ADVERTISEMENT
Namun, ombak dan kebaya itu tak membuat semangatnya surut. Ia berkali-kali mencari ombak, berdiri di atas papan selancar, serta sesekali berayun bersama ombak.
"Ombak membuatmu hidup dan pakaian ini sungguh menantang," kata Diana usai berselancar.
Diana mengatakan, pakaian ini dikenakannya dalam rangka memperingati Hari Kartini di Indonesia. Bagi dia, ikut berpartisipasi adalah satu cara untuk mendukung perempuan di Indonesia.
"Saya kira perempuan bisa melakukan apa saja, dan kita harus menunjukkan dunia," kata Diana.
Turis asing saat akan berselancar sambil menggunakan kebaya Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Hal yang sama dirasakan Mina Jo (28). Perempuan asal Korea Selatan ini mengakui cukup sulit berselancar dengan kebaya. Dia yang sudah tiga kali ke Bali itu juga tampak beberapa kali gagal menaklukkan ombak. Bahkan, kancing bajunya sesekali lepas.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, menaklukan laut adalah keinginannya. Dengan wajah bahagia bercampur nafas tersengal, ia tetap mencari ombak, berdiri di atas papan selancar, dan menari bersama ombak.
"Benar (sulit sekali), biasanya tidak pakai apa-apa saja begitu sulit, pakai baju dengan lengan panjang, pakai sarung, sungguh sulit, " kata Mina Jo usai berselancar sekitar 20 menit.
Meski ia tidak begitu mengenal Kartini, tetapi mengaku cukup paham mengenai kehidupan perempuan di Indonesia. Mina Jo menilai laki-laki dan perempuan wajib hukumnya untuk setara.
"Tinggal di rumah dan itu tidak bagus, dan bagi seluruh perempuan, apabila memang pengin keluar dari rumah, membuat sesuatu, pergi saja, itu pilihan yang oke," kata dia.
Turis asing saat berselancar sambil menggunakan kebaya Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Salah satu panita penyelenggara acara, Piping Irawan, mengatakan sengaja mempromosikan kebaya dan surfing dalam momentum Hari Kartini kali ini. Selain promosi budaya, acara ini diharapkan menjadi motivasi perempuan Indonesia untuk ikut menjadi peselancar profesional.
ADVERTISEMENT
Apalagi, di Indonesia tak banyak perempuan yang bergelut di olah raga ini. "Ini sebagai daya tarik bagi perempuan di Indonesia, " kata Piping.
Ia mengatakan hari ini setidaknya ada tiga perempuan asal Indonesia dan empat turis asing yang tertantang berselancar mengenakan kebaya.