Perjuangan Alvin Sekolah: Tempuh 50 Km dengan Uang Saku Rp 17 Ribu
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Alvin diberi uang saku oleh ibunya rata-rata Rp 5.000- Rp 17.000 per hari. Uang itu harus cukup untuk transport berangkat dan pulang sekolah, termasuk makan siang.
"(Uang saku) Rp 5 ribu buat beli es sama makan. Kadang-kadang minta abang (untuk ongkos transport)," ujar Alvin saat ditemui kumparan (kumparan.com ) di kediamannya, Parung Panjang, Bogor, Senin (9/4).
Padahal Alvin harus naik angkot dari rumah ke Stasiun Parung Panjang, dan dilanjutkan dengan naik KRL dari Parung Panjang transit di Tanah Abang, lalu ke Karet. Selepas itu Alvin harus naik angkot lagi dari Stasiun Karet ke SD 02 Petang Kebon Kacang, tepatnya di belakang pusat perbelanjaan Thamrin City.
"Kalau di sini (sejak tinggal di Bogor-red) dia suka dikasih jajan suka enggak. Cuma buat ongkos kereta aja sama angkot," kata ibunda Alvin, Lasmawati di lokasi yang sama.
ADVERTISEMENT
Jika ada uang, Lasmawati membawakan bekal makan siang untuk Alvin. Tapi lebih sering Alvin pergi tanpa membawa bekal makanan.
"Bekal kalau ada. Tapi ada juga yang ngasih uang buat dia jajan di kereta," katanya.
Lasmawati tak punya pilihan lain. Sebab suaminya yang kini bekerja serabutan hanya membawa uang Rp 70 ribu setiap empat hari sekali. Uang itu harus bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan anak-anaknya.
Lasmawati menyebut, sekitar 6 bulan yang lalu, keluarganya tinggal tak jauh dari sekolah Alvin di kawasan Kebon Kacang. Kala itu ia berjualan gorengan, sedangkan suaminya bekerja sebagai sopir di Kalimantan. Tapi setelah suami kena PHK, kondisi keuangan keluarga ini morat-marit.
Lasmawati dan suami tak mampu lagi menanggung biaya hidup di Ibu Kota yang begitu tinggi. Mereka akhirnya memilih pindah ke rumah milik orang tua Lasmawati di Bogor. Selama ini rumah itu ditempati oleh keluarga kakak Lasmawati.
ADVERTISEMENT