news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perjuangan Catur Bambang 3 Tahun Belajar Modifikasi Motor Difabel

11 Agustus 2018 10:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Catur Bambang, pendiri bengkel difabel di Ciputat, Kamis (9/8). (Foto: Tommy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Catur Bambang, pendiri bengkel difabel di Ciputat, Kamis (9/8). (Foto: Tommy Wahyu Utomo/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bagi seorang Catur Bambang (45), mandiri adalah harga mati dalam menjalani hidup ini. Meski menyandang status disabilitas, hidup tanpa dua kaki, tidak bergantung pada orang lain adalah prinsip yang terus dipegangnya.
ADVERTISEMENT
Sebuah cara dia kembangkan untuk hidup mandiri. Dia memodifikasi motor menjadi roda tiga sehingga bisa dikendarai dengan leluasa. Keahliannya itu tidak hanya digunakan untuk sendiri, tapi juga bagi para difabel yang bernasib sama dengannya.
Catur mendirikan bengkel difabel “Modifikasi Motor Roda 3” di daerah Tangerang, Banten. Dari bengkelnya ini, dia memodifikasi motor-motor milik pelanggannya yang difabel.
Awalnya bukan hal mudah bagi Catur memodifikasi motor menjadi roda tiga karena latar belakang dia yang memang bukan seorang mekanik atau ahli otomotif. Namun, tekadnya sudah bulat, dia ingin membuka sebuah bengkel difabel yang bisa bermanfaat bagi rekan senasib.
“Kita minta ajarin orang, belajar sama beberapa teman yang ahli di bidangnya. Mulai dari las, konstruksi, kita pelajari khusus untuk motor ini,” cerita Catur saat kumparan berkunjung ke bengkelnya, Kamis (9/8).
ADVERTISEMENT
Catur belajar dengan tekun. Meski begitu, butuh waktu 3 tahun lebih baginya untuk menguasai semua teknik modifikasi motor. Setelah itu, barulah dia membuka bengkel difabel 'Modifikasi Roda Tiga', tepatnya awal tahun 2004 lalu.
Dari mulai seorang diri, perlahan Catur mulai memiliki karyawan. Mereka bahu membahu menciptakan motor roda tiga bagi para difabel. Di samping itu, Catur juga memodifikasi mobil untuk para difabel.
“Jadi saya tahu persis tingkat kesulitan dari teman-teman difabel dan tahu cara merespons supaya mereka bisa dengan mudah mengendarainya. Dari polio, amputasi, paraplegia, spastik. Saya tahu persis rangkaian motor yang mereka butuhkan,” ungkap bapak satu anak itu.
Catur Bambang (45) Pendiri Bengkel untuk Difabel, tiba di lokasi bengkelnya di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (9/8/2018). (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Catur Bambang (45) Pendiri Bengkel untuk Difabel, tiba di lokasi bengkelnya di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (9/8/2018). (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
Untuk memodifikasi motor roda tiga, butuh waktu 4 hingga satu minggu. Sementara itu, untuk memodifikasi mobil, Catur hanya butuh waktu 2 hari.
ADVERTISEMENT
Catur menuturkan, sebagai seorang difabel dia merasa lebih mudah memodifikasi karena tahu apa yang dibutuhkan orang-orang yang senasib dengannya.
Pernah suatu hari dia kedatangan pelanggan yang membawa motor roda tiga. Dia mengeluh pada Catur karena modifikasinya tak sesuai dengan kebutuhannya. Kebetulan pelanggan itu memodifikasi motornya di bengkel lain.
Memang, tidak hanya Catur saja yang membuka bengkel ramah difabel saat ini. Ada beberapa bengkel di Indonesia yang memodifikasi motor untuk para difabel. Namun, pemilik bengkel tersebut bukanlah seorang difabel layaknya Catur. Oleh sebab itu, kadang kalanya hasil modifikasi tidak sesuai dengan kebutuhan.
“Karena mereka kan enggak tahu tingkat kesulitan orang cacat itu seperti apa, naik turunnya. Enggak tahu, tahunya bikin doang, kenyataannya pas dinaikin enggak bisa,” tutur Catur.
Catur Bambang (45) Pendiri Bengkel untuk Difabel, saat memodifikasi motor roda tiga di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (9/8/2018). (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Catur Bambang (45) Pendiri Bengkel untuk Difabel, saat memodifikasi motor roda tiga di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (9/8/2018). (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
Bermacam-macam motor pernah Catur modifikasi untuk para difabel pelanggannya. Modifikasinya pun beragam, tidak hanya satu atau dua. Semua kembali bergantung kepada kebutuhan sang pelanggan.
ADVERTISEMENT
“Kalau saran saya matic, tapi kan enggak semua customer kita punya matic. Ya apa pun kita modif. Nanti di situ kan ada tambahan untuk tongkat untuk kursi roda. Kita bikinin bahkan untuk yang jualan (pelanggan difabel yang berprofesi sebagai penjual),” kisah Catur.
Catur Bambang (45) Pendiri Bengkel untuk Difabel, saat memodifikasi motor roda tiga di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (9/8/2018). (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Catur Bambang (45) Pendiri Bengkel untuk Difabel, saat memodifikasi motor roda tiga di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (9/8/2018). (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
Contoh kasus yang dia ingat adalah kasus pelanggannya dari Bintaro. Dulu kaki pelanggannya itu bengkok. Semakin lama kakinya semakin parah sehingga harus diamputasi. Hal itu membuat si pelanggan kehilangan mata pencaharian.
Catur pun datang membuatkan sebuah motor modifikasi roda tiga sehingga pelanggannya itu bisa kembali bekerja dengan menjual kopi keliling.
Hati Catur senang melihat rekan senasibnya kembali semangat berjualan. Muncul rasa puas dalam dirinya bisa melihat sesamanya bisa kembali mandiri.
ADVERTISEMENT