Perjuangan Kentut Melawan Bully: Ingin Ganti Nama ke Pengadilan

19 April 2018 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kentut menyajikan mie ayam. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kentut menyajikan mie ayam. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejak dilahirkan pada tahun 1988 hingga kini, Kentut sering menjadi bahan candaan dan olok-olokan karena namanya. Meski orang tuanya tak bermaksud buruk memberikan nama tersebut, Kentut merasa perlu mengganti namanya.
ADVERTISEMENT
Kentut mengaku tak ingin namanya membuat ketiga anaknya dibully oleh teman-teman mereka. "Saya punya anak 3, takut saya anak saya kalau tahu nama bapaknya kan gimana. Makanya mohon ke pengadilan," ucap Kentut kepada kumparan (kumparan.com) saat ditemui di tempatnya berdagang mie ayam, di Jalan Pepabri Raya, Tangerang, Kamis (19/4).
"Supaya ke depannya enggak (jadi) bahan tertawaan lagi. Enggak kayak bapaknya dulu. Apalagi saya punya anak cewek, cewekkan sensitif. Saya (pribadi sudah) anggap (ejekan) sudah biasa. Saya menghadapinya biasa sajalah, nyantai karena sudah terbiasa kayak gitu,” imbuh Kentut.
Kentut menjelaskan saat ini proses pergantian nama dirinya sudah masuk ke dalam tahap putusan di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang. Kentut memilih 'Ihsan Hati' sebagai nama barunya, yang diusulkan oleh guru ngajinya di Solo, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
“Sudah masuk 1 bulan lalu. Hari Senin (23/4) sudah putusan, mudah-mudahan (terkabul). Artinya Ihsan itu bagus. Hati artinya petunjuk. Petunjuk yang bagus,” tutup Kentut.
Kentut pernah mengajak ayah dan ibunya menyakan alasan mereka menyematkan nama ‘Kentut’ untuknya. Namun menurut Kentut, nama yang disandangnya murni ketulusan hati orang tuanya. Kedua orang tua Kentut sehari-hari bekerja sebagai petani di Solo, Jawa Tengah. Kentut menduga keterbatasan pengetahuan orang tuanya menjadi penyebab nama ‘Kentut’ disematkan.
Saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Kentut mengaku nyaris setiap hari Kentut mendapat perlakuan tak baik dari temannya-temannya. Beberapa kali Kentut melihat gurunya justru ikut tersenyum mendengar olokan teman-temannya itu.
Tidak tahan dengan olok-olokan dari temannya setiap hari, Kentut beberapa kali tidak masuk sekolah dan mengurung diri di rumah sebab merasa tersudutkan dan kecewa atas sikap teman-teman di sekolahnya hingga akhirnya dia tak melanjutkan.
ADVERTISEMENT