news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perkenalkan: Iriene Prinka, Desainer Baju Adat Paspampres Jokowi

20 Agustus 2017 11:09 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Baju adat Jokowi dan Paspampres (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Baju adat Jokowi dan Paspampres (Foto: kumparan)
ADVERTISEMENT
Pasukan Pengamanan Presiden tampil berbeda saat perayaan upacara Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tak seperti biasanya, di Istana Merdeka, Kamis (17/8), mereka tidak wara-wiri mengenakan pakaian kaku, melainkan baju adat berbagai daerah yang meriah.
Syarif M. Fitriansyah, asisten ajudan Presiden Joko Widodo, bahkan mendapat hadiah sepeda dari Jokowi, lantaran dianggap berpenampilan paling menarik.
Siapa yang merancang baju adat mereka?
Perkenalkan: Iriene Prinka Radjab, desainer baju-baju adat itu. Di tangan wanita 62 tahun ini, pakaian adat yang bentuknya cenderung rumit disulap menyatu dengan tubuh para Paspampres.
Iriene pula yang mendesain tengkuluk khas Minangkabau yang tersemat di kepala Ibu Negara Iriana Jokowi.
Desain bajunya sudah tampil di Ceko, Yunani, Jerman, hingga Belanda. Kepada kumparan (kumparan.com), akhir pekan lalu, Iriene buka-bukaan tentang pakaian adat yang heboh dibicarakan, hingga perjalanannya menuju istana. Berikut petikan wawancaranya.
ADVERTISEMENT
Iriene Prinka (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Iriene Prinka (Foto: Istimewa)
Bagaimana Jokowi menghubungi anda? Tiba-tiba ada telepon dari istana, mungkin orang istana lama yang sudah tahu saya berkiprah di kostum tradisional.
Sebelumnya, saat Konferensi Asia Afrika, Bu Iriana Jokowi sudah pernah memakai Barisan Bhineka Tunggal Ika untuk menyambut para kepala negara, itu kostumnya dari saya. Mungkin dari situ data saya mulai ada.
Dari mana inspirasi rancangan busana Paspampres? Inspirasinya, Paspampres itu kan sudah punya seragam sendiri. Jadi kalau dibuat baju tradisional tentunya juga ada modifikasi.
Busana anda terpilih sebagai kostum terbaik? Iya, ada salah satu Paspampres yang menang. Ada cerita lucu di balik itu.
Waktu fitting, Pak Syarif bilang, "Bu doakan saya bertugas pakai baju ini (menunjuk baju Dayak, Kalimantan)". Saya bilang, "Ya sudah, kita sama-sama berdoa."
ADVERTISEMENT
Ternyata dia memang ditugaskan memakai baju itu. Ketika hari H, dia enggak punya sandal. Saya bilang, "Mana ada pakai baju ini pakai sandal, nyeker saja". Jadi dia nyeker.
Lucu sekali anaknya. Badannya dicoreng-coreng. Mungkin itu yang jadi perhatian Pak Presiden, terus dia dapat sepeda.
Hadiah sepeda dari Jokowi untuk kostum terbaik (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hadiah sepeda dari Jokowi untuk kostum terbaik (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Apakah baju-baju adat itu memakai material khusus? Kalau ring-1 tetap pakai jas. Karena ini resmi, tapi mereka memakai pernak-pernik asli dari daerah masing-masing. Jas untuk komandan dan jajaran ring-1. Untuk lain-lain, boleh pakai yang lain, termasuk baju khas Dayak tadi.
Ajudan dan 4 perempuan juga pakai baju modifikasi. Tentunya yang mudah digunakan untuk bergerak cepat. Makanya enggak bisa yang asli banget.
Berapa lama pembuatan baju itu? Semua serba mendadak. Praktis cuma 14 hari untuk 34 kostum.
ADVERTISEMENT
Ada desain khusus untuk Paspampres? Tidak ada. Jadi itu memang sudah aslinya begitu. Disesuaikan dengan kondisi ulang tahun kemerdekaan.
Mereka mempercayakan mana yang pantas menurut saya. Itu artinya tugas saya lebih berat. Karena akan dilihat oleh semuanya untuk pertama kalinya.
Dalam merancang busana, apakah memakai teknik khusus? Iya. Badan mereka gede-gede, otomatis ukuran di atas L. Kendalanya ya gitu, kadang ada yang kekecilan. Dalam waktu yang singkat harus memutar otak, sehingga biar nyaman dipakai buat mereka.
Bagaimana proses fitting dilakukan? Saya yang ke istana, tiga kali. Lucu-lucunya itu ya pas fitting baju paspamres. Mereka mikir itu dibikin untuk mereka, banyak mintanya. Saya iya-iya aja, last minute mereka baru tahu itu cuma sewa.
ADVERTISEMENT
Selama di istana, anda bertemu dengan banyak pejabat? Enggak. Saya di dalam, mendandani keluarga Pak Jokowi, putranya, Gibran, dan ibu. Juga buat ajudan. Sudah oke, sudah bisa ditinggal, saya tinggal. Saya malu, he-he-he.
Bu Iriana menyampaikan terima kasih langsung ke saya, itu menutup rasa capek dan membuat saya senang.
Apakah baju-baju adat itu akan diproduksi massal? Enggak, hanya untuk acara itu saja.
Apa identitas rancangan anda? Kalau saya ya, bikin, bikin saja. Tapi orang menilai, ini baju karya saya banget. Mungkin dari pemilihan warna atau bahan, saya enggak mengerti juga.
Berapa biaya pembuatan baju-baju adat Paspampres itu? Itu urusan dalam negeri, dari istana, he-he-he. Saya enggak pernah memberikan harga yang mahal, karena memang tidak ada biaya khusus untuk baju.
ADVERTISEMENT
34 busana Paspampres sewa perdana. Artinya, sewa yang dibuat berdasarkan permintaan, bukan dibeli. Pak Jokowi berhati-hati sekali dengan anggaran. Saya juga enggak pernah kasih harga. Pokoknya paling murah di antara orang lain. Mungkin karena murah, dipilih. He-he-he.
Bagaimana anda bisa menjadi perancang baju untuk orang-orang istana? Dimulai tahun 1987, saya mendesain kostum-kostum tari tradisional, waktu itu masih 27 provinsi. Bersama Laboraturium Tari Indonesia, saya ikut festival folklore se-dunia di Sisilia, Italia. Di situ saya melihat banyak negara dengan kostum tradisional yang bagus. Sejak itu, saya mulai mempelajari busana tradisional Indonesia.
Anda memiliki latar belakang perancang busana? Saya otodidak, tapi senang menggambar. Kebetulan almarhum, Pak Prinka (suami), dari seni rupa dan mengajar di Institut Kesenian Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sejak kapan menjadi perancang busana istana? Sejak era Pak Habibie (mantan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie). Kemudian era Pak SBY (mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono), saya terlibat untuk kostum tari-tarian menyambut tamu.
Lalu Pak Jokowi minta seragam Paspampres dan Ibu Iriana (Iriana Jokowi) minta dibuatkan kostum Minang, tanduk Minang-nya.
Jokowi dan Iriana (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Iriana (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)
Sejak kapan bercita-cita menjadi perancang busana tradisional? Waktu itu zaman Bung Karno (mantan Presiden Soekarno). Dulu beliau membuat Barisan Bhineka Tunggal Ika dengan orang-orang yang cantik-cantik.
Saya timbul keinginan, bagaimana suatu saat Indonesia itu punya busana yang sangat bagus. Tapi enggak pernah kesampaian.
Di akhir usia, yang sudah tua, malah dipanggil oleh istana untuk yang gagah-gagah. Terbalik dari zaman Bung Karno. Dikasih jalan oleh Allah.
ADVERTISEMENT
Siapa perancang busana idola anda? Banyak. Semua menjadi inspirasi. Dulu, saya senang dengan gaya Ghea Panggabean.
Ada permintaan dari pejabat lain? Ada, tapi saya enggak berani menjanjikan. He-he-he.
Jokowi para bersama pemenang pakaian adat terbaik  (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi para bersama pemenang pakaian adat terbaik (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)