Perlindungan WNI, Jadi Fokus Utama Pertemuan Menlu RI-Arab Saudi

18 Oktober 2018 19:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu RI Retno Marsudi (Foto: Reuters/Soe Zeya Tun)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu RI Retno Marsudi (Foto: Reuters/Soe Zeya Tun)
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir direncanakan mengunjungi Indonesia untuk bertemu dengan Menlu Retno Marsudi. Akan ada beberapa isu yang dibahas termasuk perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di Saudi
ADVERTISEMENT
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, Al-Jubeir akan berada di Indonesia pada 22-23 Oktober mendatang. Ia menyebut, masalah perlindungan menjadi fokus utama karena terdapat ratusan ribu yang bekerja dan belajar di negara tersebut.
"Tentu yang menjadi salah satu fokus Indonesia adalah terkait dengan perlindungan WNI yang ada di Arab Saudi, ini mengingat karena jumlah WNI yang ada Saudi itu sekitar 608.000 WNI," ujar Arrmanatha dalam press briefing mingguan Kemlu di gedung Kemlu, Jalan Pejambon,Jakarta Pusat, Kamis (18/10).
WNI mengalami kecelakaan di Arab Saudi (Foto: Dok. KJRI Jeddah)
zoom-in-whitePerbesar
WNI mengalami kecelakaan di Arab Saudi (Foto: Dok. KJRI Jeddah)
Selain perlindungan terhadap WNI, isu mengenai bidang politik dan keamanan, ekononomi, dan sosial budaya juga akan dibahas. Khusus di bidang politik dan keamanan, akan dibicarakan upaya pemberantasan terorisme.
“Beberapa isu yang akan menjadi perhatian, antara lain terkait dengan bidang politik dan keamanan, mengenai penanganan terorisme,” jelas Arrmanatha.
ADVERTISEMENT
Khusus kerjasama ekonomi, Arrmanatha mengatakan Indonesia berupaya untuk meningkatkan kerjasama perekonomian. Salah satu caranya adalah mengupayakan akses yang lebih besar untuk ekspor buah tropis.
“Untuk mendorong ekspor Indonesia terkait dengan isu buah tropis, di sini kita akan mendorong akses pasar yang lebih besar untuk beberapa produk buah kita seperti manggis, salak, mangga,” jelas Armanatha.
Lalu di bidang sosial budaya, beberapa kerjasama yang antara lain mengenai keagamaan, ilmu pengetahuan, pendidikan, kerjasama antara kepala dinas dan juga pariwisata dijadwalkan untuk dibahas dalam pertemuan Retno dan Al-Jubeir.