Perludem Imbau KPU Batasi Penonton dari Kedua Kubu di Debat Kedua

20 Januari 2019 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi media bertajuk Evaluasi dan Rekomendasi Debat Pilpres 2019 di D’Hotel, Jakarta Selatan, Minggu (20/1). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi media bertajuk Evaluasi dan Rekomendasi Debat Pilpres 2019 di D’Hotel, Jakarta Selatan, Minggu (20/1). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan )
ADVERTISEMENT
Sejumlah kritik dialamatkan kepada KPU terkait penyelenggaran debat pilpres perdana pada Kamis (17/1) lalu. Salah satunya, keputusan KPU untuk memberikan daftar pertanyaan terlebih dahulu kepada paslon membuat debat pilpres tak menarik.
ADVERTISEMENT
Peneliti Perludem Fadli Ramadhanil melontarkan sejumlah kekurangan debat perdana pilpres. Mulai dari paket pertanyaan yang sudah dibocorkan ke paslon terlebih dahulu, jumlah pengunjung debat hingga penunjukan panelis.
Untuk pengunjung debat, Fadli meminta KPU agar membatasi jumlah penonton dari masing-masing kubu. Sebab, dalam debat perdana, para pendukung terlalu ribut.
"Soal begitu bisingnya ruang debat oleh pendukung paslon. Kita tahu ada sekitar 200 orang dari kedua paslon hadir di ruang debat. Kita tidak melihat urgensi itu. Justru kemudian begitu ributnya mengganggu fokus dan konsentrasi paslon," kata Fadli dalam diskusi politik di D'Hotel, Jakarta Selatan, Minggu (20/1).
"Makanya ke depan perlu dipikirkan keberadaan pendukung. Tidak perlu sampai sebesar itu. Sehingga fokus mereka melihat dari paslon saja. Kalau pun hadir sebaiknya tidak hadir dalam jumlah yang banyak," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kritik lain, Perludem meminta agar panelis dalam debat selanjutnya tak perlu meminta persetujuan dua kubu. Menurut dia, KPU berhak untuk langsung menunjuk siapa panelis debat.
Pasangan capres cawapres nomor urut 01 dan 02 saling berjabat tangan usai debat pertama pilpres 2019. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan capres cawapres nomor urut 01 dan 02 saling berjabat tangan usai debat pertama pilpres 2019. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
"Penunjukan-penunjukan panelis ke depan tidak perlu menunggu persetujuan paslon. Meminta masukan itu hal yang baik tapi kalau meminta nama ini justru menimbulkan persepsi ketidaksiapan. Karena kan kemarin ada pergantian panelis," jelas Fadli.
"KPU siapkan saja list nama ahli, yang mampu merumuskan pertanyaan kemudian minta masukan pada tim paslon. Keputusan akhir ada di KPU, " jelasnya.
Sementara itu, Perludem juga mengusulkan agar sesi saling bertanya antar paslon waktunya berdekatan dengan sesi menjawab pertanyaan dari panelis. Hal ini untuk mencegah adanya tumpang tindih pertanyaan.
ADVERTISEMENT
"Sebaiknya sesi saling bertanya masing- masing paslon didekatkan saja dengan panelis. Kita mengusulkan agar masing-masing menghindari pengulangan makanya setelah ditanya panelis baru kemudian mereka bisa langsung bertanya," pungkasnya.