Pernyataan 'Potong Leher' La Nyalla Bentuk Sakit Hati ke Prabowo

12 Desember 2018 8:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
La Nyalla Mattalitti (Foto: ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
La Nyalla Mattalitti (Foto: ANTARA)
ADVERTISEMENT
Eks politikus Partai Gerindra La Nyalla Mattalitti menyatakan siap memotong lehernya jika capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menang di Madura. Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menyebut hal itu salah satu bentuk rasa sakit hati La Nyalla ke Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Logika orang sakit hati, apapun bisa dilakukan untuk menyerang. Saya memahami psikologi politiknya La Nyalla ini sedang sakit hati ke Prabowo, terutama soal pilgub Jatim yang tidak mendapatkan tiket pencalonan," kata Adi, saat dihubungi kumparan, Selasa (11/12).
"Karena dia sakit hati maka hal-hal yang sifatnya negatif yang terkait dengan Prabowo dia umbar ke publik. Misalnya bahwa dia terlibat dalam memfitnah Pak Presiden, PKI, China, aseng, begitu kan," tambah Adi.
La Nyalla sebelumnya sempat membuat geger perpolitikan Indonesia karena mengungkap mahar politik yang diduga sebagai syarat maju di Pilgub Jawa Timur. Saat itu, La Nyalla menuding Gerindra meminta mahar Rp 40 miliar agar bisa diusung menjadi cagub Jatim.
Setelah geger ini, La Nyalla keluar dari Gerindra dan kini menjadi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. Saat ini, La Nyalla tengah bertarung maju Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Adi menilai, La Nyalla begitu berlebihan dalam mengatakan 'potong leher' jika Prabowo menang di Madura. Adi mengatakan La Nyalla seharusnya melancarkan stragegi lain untuk mengambil suara masyarakat Madura terutama tokoh agama di sana.
"Mestinya La Nyalla itu enggak perlu ngomong begitu, cukup berjanji bergerilya akan menundukkan ulama-ulama Madura untuk mendukung Jokowi. Enggak perlu sampai potong-potong leher," kata Adi.
Adi Prayitno, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Adi Prayitno, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
"Pola komunikasinya harus diperbaiki jangan sampai hanya statement segelintir, (satu), dua orang justru citra Pak Jokowi (menjadi) negatif," katanya.
Tak cuma itu, La Nyalla juga menantang capres nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk menjadi imam salat dan membaca surat Al-Fatihah. Adi mengatakan pernyataan La Nyalla tersebut ingin menunjukkan keislaman Jokowi lebih baik dari Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Kalau enggak sakit hati pasti dia enggak ngomong begitu. La Nyalla ingin menyampaikan ke publik bahwa keislaman dia (Prabowo) itu enggak ada apa-apanya ketimbang Pak Jokowi," kata Adi.
Ia mengatakan, alasan La Nyalla mengeluarkan pernyataan itu lantaran eks kader Gerindra tersebut masih sakit hati terhadap Prabowo. "Sekalipun itu benar, tapi kalau enggak sakit hati kan enggak mungkin disampaikan ke publik," tambah Adi.
Dalam Pilpres 2014 lalu, suara Prabowo-Hatta unggul di Madura. Prabowo-Hatta mengalahkan pasangan Jokowi-JK dengan selisih 138.337 suara. Meski menang di Pulau Madura, Prabowo-Hatta kalah suara di Jawa Timur.
Pada Pilpres 2014, suara Prabowo-Hatta di Pulau Madura, 830.968 suara sementara Jokowi-JK berjumlah 692.631 suara. Namun, data rekapitulasi KPU se-Jawa Timur Prabowo Hatta kalah dari Jokowi-JK yakni, Prabowo-Hatta: 10.277.088 (46,83 persen), Jokowi-JK: 11.669.313 (53,17 persen). Total suara sah yakni 21.946.401.
ADVERTISEMENT