Pertanyaan Debat Dibocorkan, Gerindra Harap KPU Tetap Gali Visi Misi

7 Januari 2019 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani di Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (7/9/18). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani di Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (7/9/18). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan memberikan kisi-kisi kepada kedua capres cawapres satu minggu sebelum debat digelar. Namun, keputusan KPU mendapat pro dan kontra dari masing-masing timses paslon, meski hal itu merupakan bagian dari kesepakatan mereka.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengibaratkan debat pilpres seperti lomba cerdas cermat. Menurutnya, bahkan dalam lomba cerdas cermat sekalipun tidak ada kisi-kisi yang disampaikan ke peserta lomba. Sehingga ia menilai mestinya KPU menggunakan ajang debat capres cawapres sebagai alat memperdalam pemikiran dan solusi dari masing-masing kandidat, dengan cara tidak membocorkan kisi-kisi sebelum debat digelar.
“Karena itu mestinya KPU menggunakan debat ini sebagai sebuah cara untuk menggali lebih dalam tentang visi misi dan pemaparan dari seorang (calon) presiden dan (calon) wakil presiden. Tidak dengan cara membocorkan satu pertanyaan,” kata Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/1).
Menurut Muzani, pemikiran serta solusi yang ditawarkan capres cawapres akan lebih mendalam jika kisi-kisi pertanyaan debat tidak dibocorkan. Sebab, kata dia, setiap kalimat dan kata-kata yang digunakan capres cawapres dalam menjawab pertanyaan debat akan dijadikan tolok ukur masyarakat untuk menentukan pilihannya.
ADVERTISEMENT
“Debat capres dan cawapres itu adalah bagian dari upaya kita untuk menggali lebih dalam tentang visi dan misi capres dan cawapres dari satu masalah ke masalah lain. Dan kita akan mengetahui bagaimana kemampuan seorang capres dan cawapres di dalam menjawab merespon, menanggapi, satu pertanyaan termasuk mengkritik satu pertanyaan atas pertanyaan yang lain,” jelas Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi itu.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman didampingi Tim Kampanye Nasional (TKN) Paslon 01, dan Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Paslon 02, saat penetapan moderator debat Pilpres 2019 di Gedung KPU RI, Jakarta, Jumat (28/12). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman didampingi Tim Kampanye Nasional (TKN) Paslon 01, dan Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Paslon 02, saat penetapan moderator debat Pilpres 2019 di Gedung KPU RI, Jakarta, Jumat (28/12). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
“Nah cara menjawab, ekpresi menjawab, ekspresi yang dipilih atau kata yang dipilih dalam menjawab itu akan menjadi sebuah ukuran bagi seorang rakyat untuk menentukan apakah ini akan layak menjadi pemimpin bangsa dengan 250 juta penduduk atau tidak,” imbuhnya.
Meski begitu, Muzani mengaku BPN menerima apa yang sudah diputuskan KPU terkait memberikan kisi-kisi disampaikan kepada paslon pada satu minggu sebelum debat digelar.
ADVERTISEMENT
“Ya kalau kemudian itu sudah dilakukan oleh KPU, ya kita setuju saja karena itu domain KPU sekali lagi,” tutupnya.
KPU memutuskan memberikan kisi-kisi debat pilpres pertama kepada dua paslon terlebih dahulu agar berjalan sesuai dengan tujuan dasarnya. Pemberian kisi-kisi ini merupakan kesepakatan bersama dengan timses masing-masing paslon.
"Memberikan kisi-kisi soal kepada paslon seminggu sebelum debat kandidat adalah untuk mengembalikan debat ke khitahnya, yakni sebagai salah satu metode kampanye yang diatur oleh UU. Kampanye sendiri menurut UU Pemilu adalah kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program dan atau citra diri peserta pemilu," ungkap Anggota KPU Pramono Tanthowi dalam keterangannya.