Pertemuan Brexit di Brussels Tak Menghasilkan Apa-apa

20 Oktober 2018 0:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Brexit (Foto: daniel_diaz_bardillo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Brexit (Foto: daniel_diaz_bardillo)
ADVERTISEMENT
Pertemuan yang dilakukan antara pemimpin negara-negara Uni Eropa dan Perdana Menteri Inggris Theresa May tidak membuahkan hasil. Pertemuan yang dilaksanakan pada Rabu (17/10) di Brussels, Belgia, membicarakan mengenai Brexit dan secara khusus mengenai isu perbatasan Irlandia dan Irlandia Utara yang masuk dalam wilayah Inggris.
ADVERTISEMENT
Uni Eropa menginginkan perbatasan antara Irlandia dan Irlandia Utara tetap terbuka meskipun Inggris sudah meninggalkan Uni Eropa. Selain itu, Uni Eropa juga menginginkan Irlandia Utara tetap mengikuti aturan pasar Uni Eropa dengan menerapkan standar kualitas dan tarif yang sama.
Theresa May (Foto: AFP/Daniel LEAL-OLIVAS)
zoom-in-whitePerbesar
Theresa May (Foto: AFP/Daniel LEAL-OLIVAS)
Namun Theresa May berpendapat jika tidak ada kontrol di antara Irlandia dan Irlandia Utara, maka Inggris harus membuat batas pada laut Irlandia untuk mengecek barang-barang dan orang yang masuk ke pulau utama Inggris. Hal tersebut akan membuat Irlandia Utara terasingkan dari wilayah Inggris lainnya.
Namun setelah pertemuan tingkat tinggi tersebut usai, tidak juga ditemukan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah ini. Apa yang terjadi pada pertemuan Brexit?
Uni Eropa dan Inggris sama-sama menginginkan adanya sebuah perjanjian sebelum Inggris benar-benar pergi dari Uni Eropa dalam lima bulan. Perjanjian tersebut adalah tentang bagaimana perbatasan antara Irlandia dan Irlandia Utara dapat tetap terbuka. Namun, sampai sekarang kedua belah pihak belum muncul dengan ide yang diterima oleh semua pihak.
Ilustrasi pemungutan suara brexit (Foto: AFP/NIKLAS HALLE'N)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemungutan suara brexit (Foto: AFP/NIKLAS HALLE'N)
Pertemuan berikutnya pada November yang dijadwalkan untuk menandatangani kesepakatan antara UE dan Inggris juga telah dibatalkan. Sehingga satu-satunya kesempatan lain yang dapat digunakan untuk memperoleh kesepakatan adalah pertemuan di Desember.
ADVERTISEMENT
Belum adanya kesepakatan dapat mengulur waktu keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Setelah 29 Maret 2019, tanggal dimana Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa, Inggris memiliki waktu transisi selama 21 bulan untuk beradaptasi dengan kondisi yang baru.
Theresa May mengatakan, waktu transisi tersebut dapat diperpanjang. Ucapan May direspons baik oleh negara-negara Uni Eropa yang lain. Namun, perpanjangan waktu ini tidak akan disukai oleh para pendukung Brexit yang menginginkan Inggris secepatnya keluar dari Uni Eropa dan tidak membayar dana apa-apa lagi ke persatuan tersebut.
Kemungkinan lainnya adalah Inggris akan meninggalkan Uni Eropa tanpa ada kesepakatan apa-apa. Jerman dan Prancis sendiri telah membuat ancang-ancang dan persiapan jika Inggris benar-benar pergi tanpa perjanjian.
ADVERTISEMENT