Pertemuan SBY-Prabowo Dijadwal Ulang Selasa, 24 Juli

18 Juli 2018 14:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ferdinand Hutahean, Juru bicara Partai Demokrat (Foto: Intan Novianti/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ferdinand Hutahean, Juru bicara Partai Demokrat (Foto: Intan Novianti/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pertemuan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang dijadwalkan hari ini terpaksa batal karena SBY kelelahan dan harus dirawat di RSPAD Gatot Soebroto.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Prabowo juga dipastikan tidak bisa menjenguk SBY karena dokter telah menyarankan yang bersangkutan istirahat total. Kini, di RSPAD, SBY ditemani oleh sang istri, Ani Yudhoyono.
"Pak Prabowo dipastikan tidak bisa menjenguk ya, karena dokter tidak memperbolehkan, Pak SBY harus istirahat total. Saya tadi mau menjenguk tapi juga tidak diperbolehkan akhirnya cuma berkomunikasi via telepon melalui sesprinya," kata Ketua Divisi Hukum DPP Demokrat Ferdinand Hutahean di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/7).
Meski demikian, Ferdinand mengatakan pertemuan SBY-Prabowo akan tetap dilaksanakan dan akan dijadwal ulang sembari menunggu kesehatan SBY pulih. Pertemuan dijadwalkan digelar pada Selasa, 24 Juli 2018.
Pertemuan SBY dan Prabowo (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan SBY dan Prabowo (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Prabowo juga telah diberitahu langsung terkait penundaan itu melalui Waketum Demokrat Syarief Hasan.
ADVERTISEMENT
"Jadi memang akan tertunda mungkin 2 hingga 3 hari ke depan ya. Melihat kondisi Pak SBY kita perkirakan 2-3 hari ke depan masih harus istirahat, setelah itu baru kita akan lakukan jadwal kembali untuk pertemuan Pak SBY dengan Prabowo. Jadi memang hari ini tertunda. Pasti, pasti akan pertemuan," ungkapnya.
Sebelumnya, pertemuan SBY dan Prabowo direncanakan berlangsung hari ini di kediaman SBY di Mega Kuningan. Padahal, pertemuan dua jenderal itu dinantikan banyak pihak karena tak bisa dipungkiri keputusan keduanya bisa mempengaruhi konstelasi politik Pilpres 2019.