news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pertemuan SBY-Prabowo, Sinyal Koalisi Pilpres 2019

27 Juli 2017 7:34 WIB
ADVERTISEMENT
SBY menyampaikan pidato politik. (Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara)
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan melakukan pertemuan pada Kamis, 27 Juli ini.
ADVERTISEMENT
Kabar yang menyeruak ini pun telah dibenarkan sejumlah petinggi Demokrat, meski mereka tak menjelaskan lebih lanjut kapan dan di mana pertemuan tersebut akan berlangsung, namun recananya pertemuan itu akan diadakan di Puri Cikeas.
Pertemuan ini menimbulkan pertanyaan, khususnya tentang koalisi Gerindra-Demokrat pada Pilpres 2019 mendatang. Karena kedua partai ini memang tengah dikabarkan sedang melakukan pendekatan politik, dan kemungkinan akan semakin besar, bila pertemuan antara Prabowo dan SBY membuahkan hasil.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berdiskusi dengan warga saat blusukan. (Foto: ANTARA)
Tak ada yang mengetahui dengan pasti pembicaraan seperti apa yang akan dilakukan antara SBY dan Prabowo hari ini. Namun Waketum Partai Demokrat, Syarief Hasan, mengisyaratkan pertemuan tersebut akan membahas kondisi politik dan bangsa terkini.
Hal yang sama juga diamini Waketum Gerindra, Arief Poyuono, saat dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Rabu (26/7) lalu.
ADVERTISEMENT
"Seperti begitu, ya namanya dua sahabat bertemu. Membahas situasi politik sepertinya," ujarnya.
Demokrat dan Gerindra satu suara saat pembahasan UU pemilu karena sama-sama walk out, mendukung Presidential Tresehold 20 persen. Sikap ini kemudian memunculkan skenario koalisi karena kesepahaman tersebut.
Isyarat kuat koalisi Gerindra dan Demokrat sendiri sempat datang melalui pernyataan yang disampaikan Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, tentang kriteria calon pendamping Prabowo di 2019 mendatang. Fadli Zon menyebut cawapres Prabowo harus bisa saling melengkapi demi kerja sama yang baik di antara keduanya.
Prabowo saat berkampanye untuk Anies-Sandi. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Mestinya komplementer, mestinya menunjang kemudian bekerja sama. Dan secara partai pendukung ada akseptabilitas yang kuat," katanya di Gedung DPR, Rabu (26/7).
Wakil Ketua DPR ini menyatakan segala kemungkinan soal pendamping Prabowo masih terbuka. Apalagi, masih ada waktu dua tahun sebelum Pilpres 2019. Fadli juga tak menutup kemungkinan menduetkan Prabowo dengan Agus Harimurti Yudhoyono yang berasal dari Partai Demokrat.
ADVERTISEMENT
Fadli Zon (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Namun, tak menutup kemungkinan cawapres yang mendampingi Prabowo bisa berasal dari partai lain, seperti PKS dan PAN.
"Semua kemungkinan itu masih terbuka. Baik dengan PKS dan PAN bersama-sama. Berempat atau bahkan nanti lebih besar mendukungnya. Saya kira ini situasinya masih sangat tergantung pada perkembangan ke depan yaitu pada putusan MK soal UU Pemilu," ujarnya.