Perusahaan Pager Terakhir di Jepang Akan Akhiri Layanan

4 Desember 2018 15:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja memasang replika pager berukuran besar di baliho di Phnom Penh, Kamboja (23/6/1998). (Foto: AFP PHOTO/David VAN DER VEEN)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja memasang replika pager berukuran besar di baliho di Phnom Penh, Kamboja (23/6/1998). (Foto: AFP PHOTO/David VAN DER VEEN)
ADVERTISEMENT
Perusahaan operator pager terakhir di Jepang mengumumkan akan mengakhiri layanannya pada tahun depan. Pager? Benda apa itu?
ADVERTISEMENT
Buat Anda yang tidak tahu apa itu pager, pager adalah penerima pesan digital jarak jauh yang sempat booming pada 1990-an. Benda berlayar kecil ini menerima pesan mirip SMS dari operator, namun tidak bisa membalasnya. Biasanya, penerima pesan akan menelepon pengirim pesan sebagai tindak lanjut.
Di Jepang benda ini biasa disebut "Pocket Bell" di Indonesia dijuluki "radio panggil".
Sejak munculnya teknologi SMS di telepon seluler, penggunaan pager semakin menyusut. Di Indonesia malah sudah tidak ada lagi operator pager. Tapi ternyata di Jepang, menurut operator pager Tokyo Telemessage, masih ada 1.500 orang yang memakai pager padahal gawainya sudah tidak diproduksi lagi.
Tokyo Telemessage seperti dikutip CNN pada Senin (3/12) mengumumkan akan menghentikan layanan operator pager mulai September 2019. Alasannya, jumlah penggunanya sudah semakin sedikit.
ADVERTISEMENT
Perusahaan itu juga sudah berhenti menerima aplikasi baru pager sejak lima tahun lalu, dan kini hanya sebagai operator saja.
Seorang karyawan Nippon Iridium menunnjukan pager layanan telepon satelit Iridium di Tokyo, Jepang (28/12/1998). (Foto: AFP/YOSHIKAZU TSUNO)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang karyawan Nippon Iridium menunnjukan pager layanan telepon satelit Iridium di Tokyo, Jepang (28/12/1998). (Foto: AFP/YOSHIKAZU TSUNO)
Di masa jayanya pada 1996, ujar pernyataan Tokyo Telemessage, mereka melayani 1,2 juta pengguna pager. Di tahun itu, menurut data Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang yang dikutip situs SoraNews24, ada 10,61 juta pengguna pager dari berbagai operator.
Tidak disebutkan siapa 1.500 orang yang masih menggunakan pager saat ini di Jepang. Namun menurut laporan NHK, pager kebanyakan masih digunakan pekerja medis di rumah sakit karena benda itu tidak memancarkan gelombang elektromagnetik.
CNN memiliki spekulasi lain, mengatakan pager sulit ditinggalkan di Jepang karena kebanyakan warga negara itu adalah orang tua yang tidak mengerti teknologi. Sedangkan pager sangat mudah penggunaannya.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 20 persen warga Jepang saat ini berusia 65 tahun ke atas. Salah satunya adalah Menteri Keamanan Siber Jepang Yoshitaka Sakurada, 68, yang mengaku belum pernah memegang komputer.
Konon di Jepang, menurut CNN, mesin faks masih digunakan.