Pesan JK ke ICMI: Kontribusi Kembangkan Teknologi dan Wirausaha

8 Desember 2018 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Jusuf Kalla bertolak ke Lampung untuk penutupan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia. (Foto: Dok. Setwapres)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla bertolak ke Lampung untuk penutupan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia. (Foto: Dok. Setwapres)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri penutupan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) ke-28 tahun 2018 di Lampung. Dalam sambutannya, JK meminta ICMI untuk mengambil peran yang lebih besar lagi untuk memakmurkan bangsa.
ADVERTISEMENT
"ICMI harus mengambil peran lebih besar dalam memakmurkan bangsa. Caranya dengan berkontribusi mengembangkan teknologi dan kewirausahaan," kata JK di Convention Hall, Mahligai Agung Universitas Bandar Lampung, Sabtu (8/12), dilansir Antara.
JK mengatakan, perkembangan teknologi dan kewirausahaan menjadi kunci untuk menuntaskan persoalan kemiskinan dan ketertinggalan di Indonesia. Keduanya, menurutnya, juga merupakan hal pokok yang bisa memakmurkan rakyat.
Ia menilai keduanya harus berjalan beriringan. Karena entrepreneurship tanpa tekonologi akan berjalan lambat, demikian pula teknologi tanpa enterpreneurship hanya selesai di penemuan dan laporan.
Dalam kesempatan itu, JK meminta anggota ICMI untuk berkolaborasi dengan banyak pihak untuk mengurangi pengangguran. Menurutnya, agenda konferensi tidak ada gunanya apabila tidak memberikan kontribusi nyata untuk masyarakat.
"Tolok ukur kesukesan bangsa bukan cuma konferensi. Kita ini sudah sukses mengingat banyak konferensi yang kita gelar. Tapi konferensi itu tidak akan ada artinya kalau tidak memberikan kontribusi nyata untuk bangsa," tegasnya.
ADVERTISEMENT
JK juga berpesan kepada ICMI untuk memperkuat kelompok-kelompok intelektual agar bisa bersinergitas membangun bangsa, dengan spesifikasi keilmuan dari masing-masing kelompok.
JK juga menyebut ketertinggalan menjadi pekerjaan rumah bangsa Indonesia. Melimpahnya sumber daya alam tak diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualitas.
JK memberi contoh bagaimana Lampung yang memiliki tanah yang luas dan subur. Tapi, jika sumber daya manusia (SDM) lemah dan tidak punya keilmuan dan teknologi yang cukup, maka tidak akan berguna dan bermanfaat.
JK pun menyebut bahwa Indonesia sebetulnya tertinggal dari bangsa lain dari sisi revolusi industri. Indonesia baru menuju revolusi industri 4.0, sementara negara lain sudah menuju revolusi industri 5.0.
"Masih ada petani kita pakai cangkul, artinya masih ada di revolusi industri 1.0. Di revolusi industri 3.0 sudah ditemukan komputer, tapi masih banyak yang tidak menguasi komputer," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"ICMI harus menjadi kelompok yang memperkenalkan bahkan menciptakan teknologi itu," pungkasnya.