news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Petobo, Balaroa, Jono Oge di Palu Akan Ditutup dan Dibangun Monumen

9 Oktober 2018 16:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melintasi jalanan yang rusak akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR), di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Warga melintasi jalanan yang rusak akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR), di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
ADVERTISEMENT
Tiga wilayah terdampak gempa dan tsunami Sulteng yang paling parah yakni di Petobo, Balaroa, di Kota Palu, dan Jono Oge di Kabupaten Sigi akan ditutup. Tiga wilayah tersebut nantinya akan dijadikan ruang terbuka hijau dan dibangun monumen sebagai pengingat bencana alam yang melanda pada 28 September 2018.
ADVERTISEMENT
Rencana itu disampaikan oleh kepala Pusdatin BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Menurutnya, hal langkah itu diambil usai mengadakan rapat bersama jajaran Pemerintah yang terlibat dalam proses penanganan pascagempa Sulteng.
"Lokasi yang ada di Balaroa, Petobo, Jono Oge akan ditutup dan juga dijadikan ruang terbuka hijau dan ruang bersejarah dibangun tugu sebagai penanda bahwa pernah terjadi di lokasi tersebut yang berbahaya. Jadi ini menjadikan edukasi, di daerah tersebut tidak boleh untuk permukiman," ujar Sutopo dalam konferensi pers di gedung BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (9/10).
Seorang wanita yang kehilangan keponakannya saat melihat bangunan yang hancur akibat gempa bumi di Balaroa, Palu. (Foto: REUTERS / Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita yang kehilangan keponakannya saat melihat bangunan yang hancur akibat gempa bumi di Balaroa, Palu. (Foto: REUTERS / Beawiharta)
Proses evakuasi terhadap korban di tiga daerah itu akan dihentikan pada 11 Oktober mendatang. Di hari terakhir nanti, akan ada doa bersama yang dilakukan oleh sejumlah tokoh agama dan warga sekitar.
ADVERTISEMENT
"Doa bersama di 3 lokasi tersebut mengakhiri evakuasi korban yang tertimbun oleh amblesan lumpur maupun lumpur likuifikasi," ujar Sutopo.
Sutopo mengatakan bahwa keputusan tersebut salah satunya datang dari tokoh agama setempat yang meminta pencarian di 3 tempat tersebut dihentikan.
"Para tokoh agama menyampaikan untuk tidak lanjutkan evakuasi. Tempat dijadikan pemakaman massal. Warga diberikan lahan baru untuk tinggal," pungkas Sutopo.
Kondisi jalan di Desa Jono Oge, Sigi pasca gempa dan tsunami.  (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi jalan di Desa Jono Oge, Sigi pasca gempa dan tsunami. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Kondisi Perumnas Balaroa "Lenyap" Usai gempa Palu. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Perumnas Balaroa "Lenyap" Usai gempa Palu. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)