Pidato Menkes RI di Markas PBB Wina Soroti Isu Kanker

4 Februari 2018 6:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pidato Menkes RI di Markas PBB Wina. (Foto: Eddi Santosa/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pidato Menkes RI di Markas PBB Wina. (Foto: Eddi Santosa/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila F. Moeloek, diundang secara khusus oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk menyampaikan pidato utama di markas PBB di Wina. Acara tersebut dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia 2018.
ADVERTISEMENT
“Kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Sebanyak 14 juta orang di seluruh dunia menderita kanker, 8 juta di antaranya akhirnya meninggal,” ujar Menkes mengutip data WHO (2015).
Di Indonesia, lanjut Menkes, kanker paru-paru berdasarkan data Globocan (2012) paling banyak diderita oleh laki-laki, dengan rasio 25,8 : 100.000, sebanyak 23,3 di antaranya berakhir dengan kematian.
“Sementara untuk perempuan paling umum diderita adalah kanker payudara, dengan rasio 40,3 : 100.000, dan 16,6 di antaranya meninggal dunia,” demikian Menkes dalam rilis KBRI Wina kepada kumparan Den Haag (kumparan.com), Sabtu (3/2).
Pidato Menkes RI di Markas PBB Wina. (Foto: Eddi Santosa/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pidato Menkes RI di Markas PBB Wina. (Foto: Eddi Santosa/kumparan)
Dalam pidatonya di hadapan ratusan audiens dari berbagai negara, Menkes RI menekankan pentingnya penanganan kanker secara komprehensif dari hulu hingga ke hilir.
ADVERTISEMENT
Menurut Menkes, Indonesia menyadari bahwa program pengendalian kanker harus dilakukan secara komprehensif, mulai dari pencegahan, deteksi dini dan screening, diagnosis dan terapi, pengawasan, penelitian, hingga rehabilitasi.
“Oleh karena itu, kami mengintegrasikan program pengendalian kanker ke dalam sistem kesehatan nasional,“ imbuh Menkes.
Disebutkan, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan WHO dan IAEA melalui Programme of Action for Cancer Therapy (PACT) sejak 2010 dalam rangka memerangi penyakit kanker dan telah berhasil memproduksi radioisotop dan 5 produk radiofarmasi yang telah dipasang di 12 rumah sakit di Indonesia.
“Indonesia telah berkolaborasi dengan IAEA di berbagai bidang prioritas, khususnya dalam rangka meningkatkan kapasitas penyedia kesehatan untuk pengobatan penyakit kanker menggunakan nuklir beserta riset,” papar Menkes.
Hari Kanker Sedunia (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Kanker Sedunia (Foto: kumparan)
Acara peringatan Hari Kanker Sedunia 2018 dibuka oleh Dirjen IAEA Yukiya Amano dan dihadiri juga oleh President-Elect Union for International Cancer Control, Puteri Dina Mirded dari Yordania.
ADVERTISEMENT
Di sela-sela kegiatan peringatan Hari Kanker Sedunia 2018, Menkes juga melakukan pertemuan bilateral dengan Dirjen IAEA Yukiya Amano untuk membahas pemajuan kerja sama lebih lanjut antara Indonesia dengan IAEA di bidang kesehatan dan radioterapi.
Sebagaimana dimaklumi, nuklir tidak hanya dapat digunakan untuk senjata, tetapi lebih penting dapat dimanfaatkan untuk tujuan damai yang bermanfaat bagi umat manusia, terutama di bidang kesehatan.
Menkes juga berkunjung ke pusat pengobatan dan penelitian kanker MedAustron, salah satu dari sedikit fasilitas pengobatan kanker terbaik di dunia yang telah lebih maju dengan menggunakan terapi proton dan ion karbon.
“Pada kesempatan tersebut, diperoleh informasi mengenai kemajuan dalam teknologi pengobatan kanker yang dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut untuk pengembangan terapi kanker di Indonesia,” pungkas Menkes.
ADVERTISEMENT
Laporan: Eddi Santosa