Pimpinan KPK Terpilih Lili Jawab Nada Sumbang soal Hasil Seleksi

15 September 2019 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lili Pintauli Siregar saat mengikuti tes wawancara dan uji publik Calon Pimpinan KPK di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lili Pintauli Siregar saat mengikuti tes wawancara dan uji publik Calon Pimpinan KPK di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Lima orang telah terpilih menjadi pimpinan KPK periode 2019-2023. Kelimanya yakni Irjen Pol Firli Bahuri, Alexander Marwata, Nurul Ghufron, Nawawi Pomolango, dan Lili Pintauli Siregar.
ADVERTISEMENT
Kelimanya dipilih Komisi III DPR dari 10 kandidat yang diserahkan oleh Presiden Jokowi berdasarkan pilihan Pansel Capim KPK. Terpilihnya 5 orang itu tak lantas meredakan tekanan publik yang tak puas dengan hasil tersebut.
Bukan tanpa alasan keputusan Komisi III DPR ini menuai reaksi publik. Sebab, salah satu pimpinan terpilih, Irjen Firli Bahuri, diduga pernah melanggar etik ketika menjabat Deputi Penindakan KPK. Adapun selama proses seleksi, Pansel Capim KPK kerap dikritik keras.
Menanggapi hal itu, salah satu pimpinan terpilih, Lili Pintauli, meminta publik untuk menilai setelah mereka bekerja. Ia yakin jika kelima pimpinan bekerja secara profesional dan berintegritas, suara sumbang terhadap mereka bisa mereda.
"Kita pikir kalau kita bekerja dengan sungguh-sungguh, satu bekerja tidak melanggar aturan. Kemudian bekerja sesuai fakta, integritas. Kita enggak usah menyatakan lebih baik, silakan saja nanti melihat hasil kerja," ujar Lili saat ditemui di Jakarta, Minggu (15/9).
Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lili Pintauli Siregar, menjalani fit and proper test di Komisi III DPR RI, Jakarta, Rabu (11/9). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Lili menyatakan, seharusnya masyarakat yang menilai hasil seleksi tak layak, bisa mendaftarkan diri saat proses seleksi masih di tahap awal. Dalam proses seleksi itu, mereka yang kerap mengkritik bisa membuktikan apakah dirinya layak atau tidak.
ADVERTISEMENT
"Kalau dianggap publik tidak layak dan tidak pantas kan kemarin dibuka Pansel, silakan Anda semua warga Indonesia mendaftar," ucap Lili.
"Kenapa proses itu tidak digunakan untuk menguji saya punya nyali tidak, saya punya integritas tidak, saya punya kemampuan visi misi ke depan tidak," tutupnya.