Pisahkan Gaji dan THR Agar Kantong Tak Bobol

1 Mei 2017 19:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi investasi. (Foto: Stevepb via Pixabay (CC0 Public Domain))
Selama 1 bulan penuh umat muslim akan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Menurut Perencana Keuangan Ahmad Gozali, saat berpuasa perilaku seseorang untuk lebih konsumtif sangatlah tinggi dibandingkan hari-hari biasanya. Hal ini disebabkan kebutuhan yang semakin banyak saat menjalankan puasa.
ADVERTISEMENT
"Boros selama Ramadan biasanya karena berlebihan saat berbuka dan adanya pengeluaran tidak rutin," kata Gozali kepada kumparan (kumparan.com), Senin (1/5).
Tingginya tingkat kebutuhan selama puasa membuat pengeluaran semakin besar. Agar keuangan tidak bobol selama Ramadan, perlu perencanaan keuangan yang baik dari jauh-jauh hari untuk menghindari pengeluaran-pengeluaran yang tidak diperlukan.
"Agar pasca Ramadan tidak jebol anggarannya, pisahkan gaji dengan Tunjangan Hari Raya (THR)," katanya.
Desain baru uang rupiah yang diterbitkan BI (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Selain itu, Gozali mengatakan, salah satu rencana yang perlu dipersiapkan yaitu rencana untuk mudik. Setelah puasa, biasanya tradisi mudik ini pun tak bisa kita hindari. Agar mudik tetap berjalan tanpa membuat kantong jebol begini caranya:
1. Persiapkan rencana mudik dari jauh-jauh hari. Menurut Gozali, hal ini bertujuan agar harga tiket, sewa mobil, dan lainnya bisa menjadi lebih murah.
ADVERTISEMENT
2. Mudik bukanlah ajang untuk pamer kesuksesan. Menurut Gozali, biasanya mereka yang akan pulang kampung berlomba-lomba memarkan kesuksesan yang telah diraihnya. Seharusnya mudik dipakai untuk silaturahim.
3. Anggarkan biaya mudik dari dana THR. Sedangkan gaji digunakan untuk keperluan rutin seperti biasa. Hal ini bertujuan agar tidak terhindar dari pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu.
"Jika gaji tidak terpakai, tidak akan ada masalah keuangan pasca Ramadan.