PKB Ingin Ada Poros Ketiga, Wacanakan Gatot Nurmantyo Jadi Capres

31 Maret 2018 10:33 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gatot Nurmantyo (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gatot Nurmantyo (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Peta koalisi jelang kontestasi Pilpres 2019 hingga kini belum menuai kepastian. Wacana sejumlah partai untuk membangun poros ketiga sempat muncul ke permukaan. Wacana tersebut dimotori oleh Partai Demokrat, PKB, dan PAN.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Ketua DPP PKB Lukman Edy mengatakan, PKB mendukung setiap kemungkinan politik, termasuk terbentuknya poros ketiga. PKB bahkan, mewacanakan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo maju sebagai capres poros ketiga.
“Poros ketiga bisa muncul dengan capres Pak Gatot," katanya saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Sabtu (31/3).
Lukman Edy, Ketua Pansus RUU pemilu (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lukman Edy, Ketua Pansus RUU pemilu (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Kendati demikian, Edy meminta pada semua partai yang mewacanakan poros ketiga, untuk menyatukan suara dalam menentukan capres. Termasuk bagi Partai Demokrat yang gencar mendukung Agus Hari Murti Yudhoyono (AHY), sebagai calon pemimpin masa depan.
"(Poros ketiga terbentuk) asalkan Demokrat enggak ngotot usung AHY,” imbuhnya.
Pengukuhan AHY sebagai Kogasma Partai Demokrat. (Foto: Puti Cinintya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengukuhan AHY sebagai Kogasma Partai Demokrat. (Foto: Puti Cinintya/kumparan)
Namun, menurut Edy, pembicaraan poros ketiga untuk mengusung Gatot, sejauh ini belum pernah dilakukan antara PKB, PAN, dan Partai Demokrat. Opsi tersebut masih sebatas wacana PKB.
ADVERTISEMENT
“Belum pernah kita bicarakan (pengusungan Gatot). Tapi saya berharap, poros ketiga ini muncul diawali dengan duduk bersama antar partai-partai Islam,” jelas Edy.
Edy mengatakan, terbentuknya poros ketiga dapat mengurangi dominasi pengaruh Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Menurutnya, melalui poros ketiga Jokowi bisa dianggap gagal untuk membentuk koalisi yang berbasis semangat keumatan.
“Kalau benar terjadi (poros ketiga), maka ini warning buat Jokowi. Fenomena Pilkada DKI pasti akan terulang. Karena Jokowi bisa dianggap gagal membendung dan mengakomodir isu umat, isu ke-Islaman yang terus menguat,” tutup Lukman.