PKB soal Insiden Peluru Nyasar: Mikir-mikir Masuk Gedung DPR

18 Oktober 2018 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abdul Kadir Karding (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Abdul Kadir Karding (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Serangkaian peluru nyasar mendarat di lima ruangan anggota DPR tepatnya di gedung Nusantara I. Peristiwa itu terjadi pada Senin (15/10) dan bekas tembakannya masih ditemukan pada Rabu (17/10). Kejadian ini membuat angggota DPR was-was memasuki ruang kerjanya.
ADVERTISEMENT
Salah satunya dialami oleh anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKB, Abdul Kadir Karding. Menurutnya, dengan adanya peristiwa ini ia jadi merasa takut untuk masuk ke Gedung DPR.
“Tetapi kalau ini berbeda tentu kita harus merasa tidak nyaman, dan faktanya memang tidak nyaman, sekarang saja saya masuk DPR sudah mikir-mikir, jangan-jangan, misalnya seperti itu," ucap Karding di Hotel Veranda, Jakarta Selatan, Kamis (18/10).
Tetapi, lanjutnya, jika rentetan insiden peluru nyasar sumbernya sama dari Lapangan Tembak Senayan, ia merasa sedikit tenang karena polisi sudah memastikan peluru nyasar tersebut berasal dari Lapangan Tembak Senayan.
“Kalau kejadian ini satu rentetan dengan hari Senin maka saya agak tenang. Jadi itu betul-betul kegiatan yang diduga nyasar saja," kata Karding.
ADVERTISEMENT
Karding juga meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas insiden tersebut sehingga tidak menimbulkan banyak spekulasi di masyarakat.“Oleh karena itu pertama langkah polisi harus mengusut ini transparan, terbuka,” ujarnya.
Karding juga menyebut ada sejumlah kejanggalan atas insiden peluru nyasar di Gedung DPR RI. Kejanggalan itu, menurut dia, belum bisa dijawab oleh kepolisian.
Retakan kaca jendela di lantai 20 ruang 20.03 milik anggota Fraksi PAN Totok Daryanto diduga dari peluru nyasar dari lapangan tembak. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Retakan kaca jendela di lantai 20 ruang 20.03 milik anggota Fraksi PAN Totok Daryanto diduga dari peluru nyasar dari lapangan tembak. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Menurut Karding, salah satu yang belum terjawab dalam insiden peluru nyasar yakni mengapa senjata yang digunakan pelaku bisa memuntahkan peluru dengan jarak cukup jauh, yaitu dari lapangan tembak Perbakin ke Gedung Nusantara I DPR RI.
“Apa ada senjata yang bisa sampai sejauh itu, sampai itu. Kedua, ada 6, yang dulu ngomongnya 4 peluru, ternyata 6. Lalu, ketiga apa iya kegiatan ini tidak cuma hari Senin atau ada hal-hal lain. Itu satu sisi,” ucap Karding.
ADVERTISEMENT
Ia juga berpendapat bahwa lapangan tembak harus dipindah. Politikus PKB ini menilai lapangan tembak harusnya jangan berdekatan dengan gedung atau fasilitas pemerintahan apalagi Gedung DPR.
“Sisi lain, menurut saya lapangan tembak dipindahlah jangan di situ. Yang jauh dari permukiman, yang jauh dari gedung-gedung atau fasilitas pemerintahan,” ujarnya.
Selain itu, Karding menilai sistem keamanan di Gedung DPR harus diperbaiki. Namun, caranya bukan berarti dengan memasang kaca antipeluru di Gedung DPR.
“Yang terakhir sistem keamanan dan pengamanan di DPR menurut saya memang harus standarnya bagus. Tapi, bukan berarti saya setuju ada kaca antipeluru. Tetapi lebih komperhensif menyeluruh,” tutupnya.
Sebelumnya, dua ruang kerja anggota DPR di lantai 13 dan 16 pada Senin (15/10), hampir tertembak peluru yang diketahui berasal dari Lapangan Tembak Senayan. Polisi menetapkan dua orang sebagai tersangka yang meletuskan peluru dari pistol Glock 17 modifikasi, saat latihan hingga mengenai ruang anggota DPR.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada Rabu (17/10) ditemukan peluru di dua ruangan berbeda yang diduga masih satu peristiwa dengan penembakan di dua ruangan sebelumnya. Hanya saja, baru diketahui kemarin ada peluru di tembok. Polisi belum merilis resmi temuannya.