PKB soal Tempe Setipis ATM: Bisa Dicek, Tidak Setipis Itu

10 September 2018 20:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ida Fauziah di DPP PKB (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ida Fauziah di DPP PKB (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PKB Ida Fauziah mengomentari tudingan bakal cawapres Sandiaga Uno yang menyebut tempe setipis ATM. Ida mengatakan kenyataannya saat ini tempe yang beredar di pasaran yang dilihatnya tidak setipis itu.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak tahu maksudnya tempe setipis ATM itu. Itu kan memang ada ya tempe yang dipotong setipis itu memang ada. Tapi bukan berarti ukuran tempe itu yang di pasaran setipis itu," kata Ida di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (10/9).
Ia berpendapat, mungkin saja istilah tempe setipis kartu ATM hanya salah satu cara dan gaya Sandi berbicara. Ia meminta publik mengecek sendiri apakah benar tempe di pasar sebenarnya setipis kartu ATM atau tidak.
"Mungkin bahasa Pak Sandi menyampaikan, gaya beliau aja menyampaikan itu. Tapi bisa dicek sampai sekarang tempe-tempe yang beredar itu tidak setipis (kartu) ATM," ujarnya.
Ia berharap publik tak meributkan lagi soal kata-kata Sandi soal tempe yang tipis itu. Menurut Ida itu hanya salah satu cara Sandi menyampaikan kritik dan itu wajar saja.
ADVERTISEMENT
"Saya kira enggak perlu ribut. Nanti kita ikut ribut mempersoalkan statement beliau. Kalau menurut saya sih itu gaya beliau untuk menyampaikan kritik, menyampaikan pandangan, ya tidak apa-apa, yang paling penting nyatanya saja bahwa tempe itu masih ukurannya masih normal, mudah-mudahan akan terus seperti itu," pungkasnya.
Sebelumnya, Sandi menyebut masyarakat yang ditemuinya kini sering mengeluh terkait kebutuhan sehari-hari yang dijual di pasar akibat harga-harga yang terus melambung tinggi. Ia menyebut saat ini tempe sudah dikecilkan dan tipisnya setipis ATM
"Tempe katanya sudah dikecilkan dan tipisnya sudah hampir sama dengan kartu ATM. Tahu Ibu Yuli di Duren Sawit kemarin jualan tahunya dikecilin ukurannya karena dia tidak bisa menaikan harganya karena tidak akan laku karena daya belinya. Ini yang jadi kekhawatiran kita," kata Sandi di Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (7/9).
ADVERTISEMENT