PKS Paling Mungkin Sodorkan Aher Jadi Cawapres Prabowo

14 April 2018 9:58 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sembilan nama kader disodorkan PKS untuk mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2019. Salah satu nama yang masuk di jajaran sembilan nama dari internal PKS itu adalah Anis Matta.
ADVERTISEMENT
Namun, Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, Anis Matta merupakan kader yang tidak masuk dalam barisan penguasa PKS saat ini. Sehingga akan sulit nama Anis Matta disodorkan ke Prabowo.
"Jadi, Pak Anis ini setahu saya, trah politiknya agak berbeda dengan Pak Sohibul Iman. Jadi susah Anis disodorkan, ya paling mungkin ya disodorkan Ahmad Heryawan (Aher) mungkin," kata Adi Prayitno kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (14/4).
"Heryawan kelebihannya adalah mantan Gubernur Jawa Barat dua kali. Banyak prestasi yang ia dapat, cuma problemnya, Ahmad Heryawan ini hanya dikenal di Jawa Barat," lanjut dia.
Sementara itu Adi juga menilai, Sohibul Iman yang saat ini menduduki posisi Presiden PKS pun tak terlalu dikenal. Hanya kalangan internal saja yang tahu nama Sohibul Iman.
ADVERTISEMENT
"Cawapres yang sembilan orang ini hanya terkenal di internal PKS saja dan di luar itu mereka tidak ada yang kenal," ucap Adi Prayitno.
Adi Prayitno lalu menyebut, saat ini PKS sedang memasang dua ranjau. Bila cawapres dari sembilan nama itu ditolak Prabowo maka PKS masih punya cadangan eksternal.
"Dia menyodorkan nama Pak Gatot, Pak Anies Baswedan, dan TGB. Kemungkinan-kemungkinan keduanya begitu. Kalau internal mereka ditolak oleh Prabowo, setidaknya ada plan B-nya," imbuhnya.
Selain itu, Adi Prayitno menilai, PKS punya maksud tersendiri saat menyodorkan sembilan nama ke Prabowo untuk dijadikan cawapres. Bukan saja untuk uji publik dan melihat elektabilitas masing-masing kader tapi untuk mengatasi konflik.
"Biar masing-masing pendukung sembilan orang ini tidak gaduh, tidak ada saling serang untuk meredamkan suasana internal PKS yang sedang berkonflik sekarang," tegas Adi Prayitno.
ADVERTISEMENT
Konflik yang terjadi di PKS bukan saja antara internal dengan Fahri Hamzah. Tetapi juga dengan pengurus-pengurus partai di daerah.
"(Kader daerah) juga memberontak ketika mereka itu dirotasi ataupun diganti. Saya menduganya, menyodorkan sembilan nama itu adalah strategi PKS untuk meredam kegaduhan-kegaduhan akibat konflik internal," tuturnya.