PKS: Prabowo Seorang Pejuang, Melawan Jokowi Adalah Tantangan

11 Oktober 2018 14:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto memberikan sambutan di Rakernas LDII 2018. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto memberikan sambutan di Rakernas LDII 2018. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pernyataan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani yang menilai pilpres kali ini terberat bagi Prabowo Subianto karena terkepung lawan politik diluruskan oleh elite koalisi PKS.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menjelaskan pernyataan itu justru untuk membangkitkan semangat di kubu Prabowo sehingga bisa memenangi kontestasi politik nanti.
"Saya kira pernyataan beliau (Muzani) itu hanya untuk justru membangkitkan semangat di Prabowo sendiri dan timnya untuk meraih kemenangan karena beliau menyampaikan pemetaan masalahnya," kata Hidayat di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/10).
"Ini loh masalahnya dan memang ini bagian yang harus dikritisi, bagaimana mungkin birokrasi seolah-olah didorong untuk kemudian secara ramai-ramai ke Pak Jokowi, kemudian mohon maaf, media juga dan media dimiliki oleh partai-partai yang afiliasi ke sebelah sana," lanjutnya.
Bagaimana pun, Hidayat mengingatkan Prabowo adalah pribadi yang memiliki latar belakang Panglima Kostrad. Sehingga, keadaan seperti ini bisa menjadi tantangannya ke depan.
ADVERTISEMENT
"Beliau sebagai seorang pejuang, petempur, pernah menjadi Panglima Kostrad, saya rasa itu malah asyik buat beliau kalau orang semacam beliau," jelasnya.
"Enggak punya tantangan malah nggak asyik, jadi kalau tantangan semakin banyak semakin membesar, itu justru menghadirkan jiwa dan atau semangat untuk menghadirkan semangat juang yang akan lebih kuat lagi," lanjutnya.
Hidayat mengatakan bahwa faktor penentu dalam kemenangan kali ini adalah kedaulatan rakyat. Tantangan-tantangan tersebut bisa dihadapi Prabowo atas dukungan rakyat Indonesia nanti.
"Memang pada akhirnya tetap saja kedaulatan ada di tangan rakyat. Rakyat dengan disandingkan dengan Pak Prabowo akan melihat dan mendapatkan informasi bagaimana tahap pemilihan yang akan datang," jelasnya.
"Jadi rakyat juga penting punya kesadaran penuh bahwa kedaulatan ada di tangan mereka bukan lembaga survei, " ujar Hidayat.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, alasan Ahmad Muzani membuat pernyataan seperti itu karena baru kali ini Prabowo menjadi capres dengan melawan calon incumbent dan hampir semua kepala daerah mendeklarasikan dukungan bagi sang lawan, Joko Widodo.
Prabowo pernah menjadi cawapres pada Pilpres 2009 berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri. Saat itu, ia melawan calon petahana, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berpasangan dengan Boediono.
“Dari tiga kali maju Pak Prabowo sebagai presiden, yang kebetulan saya tetap jadi sekjen partai yang mengusung beliau, kami merasakan terus terang ini adalah bobot terberat beliau menjadi calon presiden," kata Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/10).
Sekarang ini gubernur, bupati, wali kota seperti dikerahkan untuk memberikan deklarasi dukungan ke Jokowi-Ma’ruf. Muzani mengatakan, bahkan, bupati yang mereka usung tak berani menyatakan dukungan ke Prabowo-Sandi.
ADVERTISEMENT