PKS soal Polemik Debat Pilpres: Yang Bisa Bahasa Inggris Sedikit

14 September 2018 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisi III Fraksi PKS, Nasir Djamil. (Foto: Viry Alifiyadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Komisi III Fraksi PKS, Nasir Djamil. (Foto: Viry Alifiyadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kubu Prabowo-Sandi melalui Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengusulkan debat capres-cawapres menggunakan bahasa Inggris. Namun, PKS sebagai salah satu pengusung Prabowo-Sandi, ternyata tak sependapat.
ADVERTISEMENT
Politikus PKS Nasir Djamil meminta polemik debat bahasa Inggris tersebut dikesampingkan sebab saat ini semua paslon masih tinggal di Indonesia.
"Ya itu makanya kita kesampingkan itu semuanya. Kita ingat saja kita tinggal (di Indonesia). Jangan cari-cari, kalau enggak gatal jangan digaruk. Garuk yang gatal saja," ujar Nasir di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (14/9).
Nasir menjelaskan, tak banyak masyarakat Indonesia yang menguasai bahasa Inggris. Sehingga, lebih baik debat pilpres menggunakan bahasa Indonesia.
"Sedikit yang bisa bahasa Inggris. Kalau nanti dalam debat itu dalam bahasa Inggris, ya nanti kan orang yang tidak bisa bahasa Inggris kan nanti bisa kecewa," ungkapnya.
"Yang paling patut dipergunakan dalam debat dalam acara pilpres itu adalah bahasa Indonesia sehingga seluruh rakyat Indonesia mengetahui apa yang disampaikan capres-cawapres tersebut," sambungnya.
Pasangan Capres-Cawapres 2019: Joko Widodo (capres), Ma'ruf Amin (cawapres), dan Prabowo Subianto (capres, kanan), Sandiaga Uno (cawapres, kiri).  (Foto: Nugroho Sejati/kumparan, Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Capres-Cawapres 2019: Joko Widodo (capres), Ma'ruf Amin (cawapres), dan Prabowo Subianto (capres, kanan), Sandiaga Uno (cawapres, kiri). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan, Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Nasir meyakini format debat menggunakan bahasa Inggris itu tidak akan terjadi di Pilpres 2019 mendatang.
Sebelumnya, usulan tersebut dilontarkan oleh Ketua DPP PAN Yandri Susanto. Menurut Yandri, debat dengan menggunakan bahasa Inggris tentu memberikan pengaruh positif bagi masing-masing kandidat capres-cawapres.
Sebab, pemimpin negara akan bergaul dengan pimpinan negara lainnya di komunitas internasional.
“Walaupun dalam UU tentang kebahasaan itu wajib disampaikan dalam pidato resmi, tapi karena presiden bergaul di dunia internasional, supaya tidak ada miss komunikasi dan salah tafsir dari lawan bicara, ya memang penting juga calon presiden matang dalam menguasai bahasa luar dari bahasa Indonesia itu,” ujar Yandri.