PM Kanada Prihatin dengan Demonstrasi Hong Kong, Minta China Hati-hati

13 Agustus 2019 5:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Kanada Justin Trudeau Foto: Reuters/Chris Wattie
zoom-in-whitePerbesar
PM Kanada Justin Trudeau Foto: Reuters/Chris Wattie
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau merasa prihatin dengan peristiwa demonstrasi besar-besaran di Hong Kong. Ia pun mendesak pemerintah China untuk menangani protes dengan bijaksana.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat prihatin dengan situasi di Hong Kong. Kami melihat perlunya pengurangan ketegangan, kami perlu melihat pemerintah setempat mendengarkan keprihatinan yang sangat serius yang diajukan oleh warga," kata Trudeau, dilansir Reuters, Selasa (13/8).
"Kami menyerukan perdamaian, untuk ketertiban, untuk dialog kami tentu menyerukan China untuk sangat berhati-hati dan sangat hormat, bagaimana hal itu berhubungan dengan orang-orang yang memiliki kekhawatiran di Hong Kong," imbuh Trudeau.
Demonstran yang menolak RUU anti ekstradisi di Sham Shui Po, Hong Kong, China, Minggu (11/8). Foto: REUTERS/Issei Kato
Trudeau mengaku fokus pada kebutuhan untuk melindungi kepentingan Kanada di Hong Kong, yang merupakan rumah bagi sekitar 300.000 warga Kanada.
Trudeau menyerukan pandangannya soal demonstrasi di Hong Kong di tengah hubungan buruk antara Kanada dan China, yang terlibat dalam sengketa perdagangan perdagangan Huawei Technologies Co Ltd imbas dari kebijakan Amerika Serikat.
Demonstran yang menolak RUU anti ekstradisi menutup jalan di Sham Shui Po, Hong Kong, China, Minggu (11/8). Foto: REUTERS/Issei Kato
5 ribu demonstran kembali menggelar aksi di Bandara Internasional Hong Kong, Senin (12/8). Akibat kejadian ini, otoritas bandara membatalkan seluruh penerbangan pada Senin.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pemerintah China naik pitam atas demonstrasi yang tak kunjung usai. Merek menyebut aksi ini sebagai bentuk terorisme. Pernyataan ini disampaikan setelah demonstran melempar bom molotov ke salah satu kantor polisi Hong Kong.
"Demonstran radikal Hong Kong berulang kali menggunakan benda berbahaya untuk menyerang polisi, ini kejahatan berat dan menunjukkan penanda awal kemunculan terorisme," sebut juru bicara kantor urusan Beijing dan Makau, Yang Guang seperti dikutip dari AFP, Senin (12/8).
Protes warga di Terminal Keberangkatan Bandara Hong Kong. Foto: REUTERS/Issei Kato
Selama 10 pekan berturut-turut demonstrasi terus terjadi di Hong Kong. Tuntutan pengunjuk rasa masih sama yaitu membatalkan RUU Ekstradisi ke China.
Namun, belakangan tuntutan meluas dengan meminta reformasi demokrasi dan mundurnya Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam yang dituduh pro-Beijing.
ADVERTISEMENT