Polda DIY Masih Buru Pendukung Capres yang Keroyok Anggota TNI

9 April 2019 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto mengatakan pengeroyok anggota TNI dan Panwaslu Desa Sentolo di Kulon Progo yang diduga dilakukan oleh salah satu pendukung capres masih diburu. Yuli, sapaan Yuliyanto, membantah informasi dari media sosial yang menyebut ada empat pengeroyok yang sudah dibekuk dalam perkara ini.
ADVERTISEMENT
"Dari peristiwa yang di Sentolo, Kulon Progo, belum ada yang ditangkap," kata Yuli, Selasa (9/4). "Polisi masih melakukan penyelidikan. Terkait beredarnya foto empat orang (diduga pelaku), kami tidak tahu itu bersumber dari mana".
Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 072 Pamungkas, Mayor Mespan, menjelaskan terkait kasus ini pihaknya telah melakukan koordinasi dengan kepolisian. Koordinasi dilakukan untuk menangkap pelaku.
“Untuk itu sudah koordinasi dengan kepolisian untuk mengusut kejadian tersebut,” kata Mespan.
Ilustrasi Pengeroyokan Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
Massa pendukung salah satu capres yang menghadiri kampanye di Kabupaten Kulon Progo pada Minggu (7/4) terlibat bentrok dengan sejumlah warga sekitar. Dalam insiden itu, seorang anggota TNI dan Panwaslu Desa Sentolo, Kulon Progo, turut menjadi korban.
Anggota TNI yang menjadi korban itu adalah Serka Setia Budi Haryanto. Sedangkan anggota Panwaslu Desa Sentolo bernama Janarta. Saat pengeroyokan terjadi, Serka Setia sedang mengambil gambar dari pinggir rumahnya ketika massa pulang dari kampanye.
ADVERTISEMENT
Dia mengambil gambar ketika tampak keributan dalam rombongan massa itu. Namun, tiba-tiba Serka Setia dihampiri dan diserang massa. Saat dikeroyok, Serka Setia sedang bersama seorang anggota Panwaslu Desa Sentolo, Janarta.
Serka Setia sebenarnya sudah memperkenalkan identitasnya, namun ia bersama Janarta tetap diserang massa dengan benda tumpul.
Akibat pengeroyokan itu, mereka menderita luka sobek di bagian kepala dan mendapat sejumlah jahitan.