Polemik Pohon Imitasi di Trotoar Jakarta

2 Juni 2018 7:41 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pohon imitasi di dekat Monas. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pohon imitasi di dekat Monas. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Pohon imitasi yang ditanam di sepanjang trotoar di Jakarta cukup menghebohkan masyarakat dan viral di media sosial. Sebagian pihak menanyakan manfaat yang didapat dari pemasangan pohon-pohon itu.
ADVERTISEMENT
Pohon tersebut sempat terlihat berada di beberapa trotoar, seperti Monas, dan di dekat Sarinah, Jalan MH THamrin, Jakarta Pusat.
Kritik pun bermunculan. Sebab, ide ini malah dianggap mengganggu para pejalan kaki dalam menggunakan haknya.
Salah satunya datang dari Koalisi Pejalan Kaki (KPK). Lewat instagram, KPK memunggah foto-foto pejalan kaki yang harus memiringkan badannya saat melewati trotoar sempit, agar tidak terkena ranting pohon tersebut. Belum lagi penyandang disabilitas, yang mereka nilai pasti akan sulit untuk melewatinya.
Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat Iswandi menanggapi polemik pemasangan pohon imitasi tersebut. Iswandi menyebut pohon ini, pada dasarnya, diletakan sebagai hiasan lampu.
“Pohon plastik itu bukan pohon plastik namanya, (tapi) pohon hias ya, imitasi boleh. Itu pengadaannya tahun 2017,” kata Iswandi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (1/6).
ADVERTISEMENT
Anggaran pengadaan pohon imitasi itu, rupanya diperlukan dana yang tidak sedikit. Menurut Iswandi, anggaran pohon tersebut bisa mencapai sekitar Rp 1,4 miliar. Rujukan itu berasal dari dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) pengadaan lampu hias pencahayaan kota tahun 2017.
Sementara, kata Iswandi, harga satu set lampu hiasnya, berkisar Rp 8 juta dengan total 48 pohon yang dipasang di beberapa titik trotoar. Sehingga, jika ditotal, nilainya mencapai Rp 397.063.200.
Kasudin PE Iswandi di Balai Kota (Foto: Mirsan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kasudin PE Iswandi di Balai Kota (Foto: Mirsan/kumparan)
“Anggarannya kalau di DPA itu Rp 1,4 miliar, itemnya itu ada lampu yang di pohon yang jatuh-jatuh, namanya salju meteor, termasuk itu saya beli. Terus malam-malam di pohon ada saya lilit, itu termasuk light strip. Jadi bukan murni Rp 1,4 miliar itu lampu pohon, bukan. Itu DPA,” rinci Iswandi.
ADVERTISEMENT
Menyadari pemasangan lampu imitasi semakin menimbulkan kontroversi, pada Kamis, (31/5) pohon itu sudah dicabut oleh petugas dari Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta. Setelah dicabut, pohon yang menjadi barang inventaris Suku Dinas Perindustrian dan Energi ini, disimpan di gudang Sudin Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat.
Meskipun sudah dicabut, polemik tidak berhenti begitu saja. Masyarakat masih mempertanyakan alasan lampu imitasi itu harus dipasang di trotoar. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pun angkat bicara.
Menurut Sandi, pemasangan pohon-pohon di sepanjang trotoar, dilakukan dengan maksud untuk mempercantik Ibu Kota menjelang perayaan Idul Fitri. Pemasangan pohon itu, kata Sandi, merupakan inisiatif dari Dinas Perindustrian dan Energi.
"Setiap memasuki hari raya atau hari-hari besar, para Sudin itu berinisiatif untuk beautification, memasang lampu dan sebagainya. Dan itu inisiatif Sudin Jakarta Pusat, Sudin PE (Perindustrian dan Energi) Jakarta Pusat," ujar Sandi di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (31/5).
Sandi Uno di Balai Kota (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandi Uno di Balai Kota (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Sebenarnya, Sandi mengapresiasi langkah yang diambil dinas terkait untuk mempercantik Jakarta. Namun, Sandi menyarankan, sebelum pemasangan pohon dilakukan, seharusnya mereka berkoordinasi terlebih dahulu dengan Pemprov.
ADVERTISEMENT
"Bagus mereka mengambil inisiatif, bagus mereka mengambil take risks. Sayangnya menimbulkan tentunya menghalangi jalan dari pada pengguna trotoar, udah sempit ini ditaruh lagi seperti itu. Walaupun niatnya baik ya tapi kita sampaikan bahwa untuk lain kali lebih dipikirkan secara matang dan didiskusikan," pungkas Sandi.
Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede menguatkan pernyataan Sandi. “Enggak ada (koordinasi),” kata Mangara saat dihubungi kumparan, Kamis, (31/5).
Lebih jauh lagi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menganggap hal ini merupakan tindakan yang ngawur. Anies berharap permasalahan tersebut segera diselesaikan.
"Ya ngawur. Yang jelas ini adalah contoh jalan sendiri tanpa koordinasi dan langsung dia diluruskan," kata Anies usai peringatan Hari Pancasila di Kementrian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (1/6).
ADVERTISEMENT
Anies juga mengaku tidak mengetahui ide pemasangan pohon imitasi itu. Sehingga, ia menyayangkan pemasangan pohon tanpa melalui pemberitahuan dan izin terlebih dahulu.
Anies-Sandi di Balai Kota (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies-Sandi di Balai Kota (Foto: Moh Fajri/kumparan)
"Engggak tahu idenya siapa. Tapi ada petugas dari Sudin Energi Pusat masang tanpa pemberitahuan, tanpa izin mereka kerjakan. Begitu kita lihat ya langsung cabut," ujarnya.
Meskipun begitu, Anies menganggap respons dari masyarakat terlalu berlebihan. Sebab, menurut Anies, pohon imitasi ini sebelumnya sudah pernah ada.
"Suka pura pura pada kaget (pohon imitasi). Seakan akan baru ada sekarang," kata Anies di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sayangnya, Anies belum mengungkap secara rinci perihal asal-usul pohon imitasi yang terlanjur banyak dibicarakan masyarakat. Anies mengaku, setelah ini, ia baru akan memeriksanya.
"Nanti saya cek dulu. Saya tidak mau berspekulasi sesudah lengkap nanti. Saya sampaikan ini bukan sekedar untuk ramai-ramai di sosmed, kita ini menjalankan pemerintahan jadi kita tata," pungkasnya.
ADVERTISEMENT