Polemik Setan Gundul, Pemasok Info Kemenangan Prabowo

7 Mei 2019 6:11 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto usai mencoblos di TPS 041 Hambalang, Kabupaten Bogor. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto usai mencoblos di TPS 041 Hambalang, Kabupaten Bogor. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief kembali melontarkan kritikan ke capres 02 Prabowo Subianto. Andi Arief memakai kosa kata yang tenar di zaman Orde Baru, setan gundul.
ADVERTISEMENT
Sosok yang dekat dengan Ketua Umum Partai Demokat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menyebut setan gundul itu memasok informasi sesat ke Prabowo. Pada Rabu, 17 April sore, Prabowo memang mengumumkan kemenangan dirinya sebagai pemenang pilpres dengan angka 62 persen.
"Partai Demokrat ingin menyelamatkan Pak Prabowo dari perangkap sesat yang memasok angka kemenangan 62 persen," jelas Andi kepada kumparan, Senin (6/5).
Andi Arief (tengah) usai pertemuan di kediaman SBY, Sabtu (11/8/2018). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Andi juga mencuitkan soal setan gundul di akun twitternya. Andi mengizinkan kumparan untuk mengutip kicauannya.
"Dalam Koalisi Adil Makmur ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat. Dalam perjalanannya muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi dan celakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen," beber Andi.
ADVERTISEMENT
Menyikapi hal ini, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, enggan berkomentar banyak. Ia mengimbau Andi Arief langsung berkomunikasi dalam forum khusus di internal koalisi jika memiliki pertanyaan.
Jubir BPN Andre Rosiade. Foto: Rafyq Alkandy/kumparan
"Harapan saya kalau ada pertanyaan dari kader koalisi, hal ini lebih baik disampaikan di forum internal, bukan di medsos," kata Andre saat dimintai tanggapan, Senin (6/5).
Politikus Partai Gerindra itu mengaku tak paham apa yang dimaksud Andi Arief dengan setan gundul. Akan tetapi ia memastikan kelima partai pendukung Prabowo-Sandi hingga kini masih solid dan memiliki komunikasi yang baik.
"Yang saya ketahui bahwa koalisi ini terdiri dari Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, dan Berkarya ini masih solid dan punya komunikasi yang baik. Dan koalisi 5 parpol inilah yang memimpin di BPN," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid balik menuding data 62 persen itu dari data internal Partai Demokrat. Ia mengungkapkan koalisi Prabowo-Sandi bukan koalisi setan gundul, bukan pula koalisi setan gondrong. Ia mengatakan Koalisi Adil Makmur adalah koalisi bermartabat dari partai politik yang legal di Indonesia.
"Tentang 62 (persen) itu juga publik sudah membaca, bahwa di internal Demokrat survei mereka menyebutkan bahwa Prabowo menang dengan 62 persen. Nah, gimana tuh?" kata Hidayat di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (6/5).
"Jadi, apakah ini yang dimaksudkan oleh Pak Andi Arief? Saya tidak tahu. Lagi-lagi beliau yang harus menjelaskan," tambahnya.
Terhadap tudingan Hidayat itu, Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon membantahnya. Jansen menegaskan Demokrat tak mungkin menyuguhkan data kemenangan 62 persen ke Prabowo.
Capres cawapres no urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Salahudin Uno berbincang sebelum melaksanakan ibadah salat jumat pada kunjungannya ke Aceh di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Aceh, Jumat (3/5/2019). Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc.
"Karena Pak SBY saja di 2009 sebagai incumbent di tengah arus lanjutkan yang sangat kuat dan pemerintahannya sangat memuaskan rakyat menangnya 60,80 persen," kata Jansen kepada wartawan, Senin (6/5).
ADVERTISEMENT
Atas dasar itu, lanjut Jansen, tak mungkin Prabowo menang 62 persen. Bahkan, Jokowi sebagai incumbent menurut Jansen juga tak mungkin menang di atas 60 persen sebab banyak juga masyarakat yang tak puas melihat pemerintahannya.
Terkait komitmen Partai Demokrat, Jansen menegaskan, kendati Demokrat kritis dalam koalisi Prabowo-Sandi, Demokrat akan tetap bersama koalisi Prabowo hingga tahapan pilpres selesai secara konstitusional.