Polemik Sikap Walk Out SBY Saat Deklarasi Kampanye Damai

24 September 2018 7:19 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SBY dan Prabowo di Monas. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SBY dan Prabowo di Monas. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menaiki mobil golf, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono hadir dalam deklarasi kampanye damai bersama peserta pemilu lainnya. SBY yang datang selaku ketum Partai Demokrat tampak sumringah dengan pakaian adat.
ADVERTISEMENT
Namun SBY tak berlama-lama berada di lokasi acara yang digelar KPU pada Minggu (29/3). SBY mendadak turun dari mobil golf dan balik kanan meninggalkan lokasi kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengungkapkan bahwa SBY melakukan walk-out dari acara tersebut. Sikap keras diambil setelah melihat banyaknya pelanggaran aturan yang terjadi di acara pembuka kampanye Pemilu 2019 tersebut. “Tapi baru kira-kira lima menit tadi beliau turun dan walk out meninggalkan barisan karena melihat banyak sekali aturan main yang tak disepakati awalnya," kata Hinca di lokasi.
Atribut partai yang seharusnya dilarang malah banyak bermunculan di lokasi. Namun alasan yang dipermasalahkan adalah provokasi yang dilakukan kelompok relawan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin ketika mobil golf yang membawa SBY melintas lokasi acara.
ADVERTISEMENT
"Salah satu relawan paslon tertentu jelas-jelas meneriaki SBY, dengan memaksa memaksa memilih paslon yang menjadi jagonya. Dengan mengepung mobil yang dikendarai oleh Pak SBY, Pak Zulkifli Hasan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan tokoh lain yang ada di tempat kejadian," ungkap Wasekjen Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin.
SBY dan Zulkifli Hasan di Monas. (Foto: Twitter/@TranceX9)
zoom-in-whitePerbesar
SBY dan Zulkifli Hasan di Monas. (Foto: Twitter/@TranceX9)
KPU sendiri beralasan tak bisa menuntut dan mengontrol penuh atribut kampanye dan aksi massa partisan yang hadir. Peraturan pembatasan atribut kampanye dan aksi massa berlaku di lokasi khusus deklarasi kampanye damai yaitu dari Monas depan Istana Merdeka, lalu masuk ke dalam Monas lewat Patung Kuda.
"Sebetulnya sudah diatur itu semua yang berada di dalam jalur karnaval. Karena kalau di luar itu, KPU tidak bisa menuntut. Sebab, banyak orang-orang yang berdiri di pinggir jalan kan," kata Ketua KPU RI Arief Budiman di lokasi acara.
ADVERTISEMENT
Massa yang diketahui kelompok relawan Pro-Jokowi menolak jika disebut melakukan provokasi. Pada saat acara, massa Projo juga meneriaki Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ketika melakukan karnaval.
Sandi sendiri memilih mengabaikan tempik sorak beberapa relawan ketika dirinya melintas di depan kerumunan. "Dan memang ada euforia dari pendukung (Jokowi) tadi kita di yel-yel seperti itu tapi kami senyum saja,” ujar Sandi.
Sandi dan Prabowo sapa pengunjung yang menggunakan transjakarta. (Foto: Rian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandi dan Prabowo sapa pengunjung yang menggunakan transjakarta. (Foto: Rian/kumparan)
Ketua Projo Budi Arie menolak jika teriakan tersebut ditafsirkan sebagai bentuk provokasi. "Enggak lah, enggak ada provokasi. Ini kan kampanye damai gitu, tujuan kampanye damai kan untuk merayakan kesepakatan bahwa kita akan menyelenggarakan Pemilu, Pilpres dan Pileg dengan baik, damai, jujur dan demokratis," jelas Budi di lokasi.
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni mengakui sempat ada pelanggaran kecil oleh beberapa anggota kerumunan massa dan telah diperingatkan langsung oleh KPU. Untuk itu, Wakil Sekretari TKN Jokowi-Ma'ruf Amin memilih menghormati sikap tegas SBY pagi itu. "Pak SBY juga punya hak untuk marah dan kecewa. Enggak apa-apa, kita maklumi saja," kata Raja Juli.
ADVERTISEMENT
Tetapi apa mau dikata, Demokrat terlanjur tak bisa menolerir kejadian yang menimpa ketua umumnya. Partai berlogo mercy ini akan melaporkan kejadian di deklarasi kampanye damai ke Bawaslu sebagai bentuk pelanggaran serius.
"Langkah ke depan akan mengadukan kepada Bawaslu dugaan kuat pelanggaran yang terjadi,” tegas Didi.