news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Polisi: Bentrok Antarsuku Jadi Ancaman Serius di Papua Barat

11 Desember 2018 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakapolda Papua Barat Kombes Pol Tatang di Mapolda Papua Barat. (Foto:  Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakapolda Papua Barat Kombes Pol Tatang di Mapolda Papua Barat. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
Polda Papua Barat menaruh perhatian serius terhadap insiden penembakan pekerja Istaka Karya oleh KKB di Distrik Yigi dan Mbua, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua. Insiden tersebut dikhawatirkan menular ke bentrok antarsuku yang kerap terjadi di Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Wakapolda Papua Barat Kombes Tatang mengatakan, ancaman paling serius di Papua Barat yakni bentrok antarsuku dan ormas, sedangkan penyebaran narkoba dan perampokan bisa dikendalikan jajarannya.
“Ancaman di Papua Barat rawan bentrok antarsuku dan ormas sehingga (upaya kepolisian) tidak ada insiden (KKB) seperti di Polda, induk, Papua,” kata Tatang di Mapolda Papua Barat di Manokwari, Selasa (11/12).
Tatang mengaku di Papua Barat masih terdapat simpatisan separatis KKB dan OPM. Namun, aksi para simpatisan tidak seekstrem di Papua yang disebutnya sebagai Papua induk, lokasi penembakan KKB.
“Separatis di Papua Barat beda dengan Papua induk. Mereka tidak punya senjata, mereka lebih banyak melakukan orasi,” ucap Tatang.
“Seperti kegiatan 1 Desember (ulang tahun OPM) boleh berunjuk rasa, tapi jangan membawa apa pun yang dapat membawa merusak NKRI,” lanjut Tatang.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Tatang menyebut, kepolisian telah mendeteksi simpatisan separatis di Papua Barat. Umumnya aksi para simpatisan separatis menggunakan media sosial sebagai propaganda.
“Kalau di Papua Barat, hanya bermain di medsos. Arahnya ke sana, tapi tidak setajam di Papua induk. Tapi masih dalam koridor toleransi. Umumnya prosesnya lebih ke arah masalah HAM,” pungkasnya.