Polisi Cek Dugaan Pedofilia dan Pencabulan Murid Ashram di Bali

31 Januari 2019 15:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pedofil beraksi di mana dan kapan saja (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pedofil beraksi di mana dan kapan saja (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Kepolisan Daerah (Polda) Bali mengecek kasus dugaan pencabulan yang terjadi di sebuah ashram di Kabupaten Klungkung, Bali. Pencabulan ini diduga dilakukan oleh seorang pengelola ashram yang juga tokoh Hindu populer di Bali, yang diduga berinisial G.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi ashram adalah sekolah tempat belajar agama.
"Laporan belum ada dan kami cek informasi dari mana datangnya ini. Masalahnya ini baru dimunculkan, harus tahu korbannya siapa. Bagaimana proses dan kejadiannya perlu kita dapat. Ini akan menjadi tugas kami. Waktu kejadiannya bagaimana. Kami perlu tahu kalau belum dapat datanya bagaimana kita tahu kasus itu benar atau tidak," kata Kasubdit IV PPA Direskrimum Polda Bali AKBP Sang Ayu Putu Alit Saparini di Kantor Kepala Desa Sanur Kauh, Jalan Batur Sari, Denpasar, Kamis (31/1).
Saparini melanjutkan, penyelidikan terhadap kasus ini juga akan dilakukan. Sejumlah nama yang dinilai ikut terlibat dalam kasus ini akan diperiksa.
"Kami akan dalami isu itu. Kita akan datangi (sekolah itu) dan selidiki nama-nama tersebut. Orang-orang dan bagaimana sumbernya kami cek dulu. Kan kita harus investigasi, tak semudah membalik telapak tangan. Kami belum bisa bicara karena kami akan selidiki dan orang yang benar-benar dan bukan hanya mendengar katanya saja, " kata Saparini.
ADVERTISEMENT
Perkara ini berawal dari seorang pemerhati anak dan perempuan bernama Siti Sapurah mengunjungi Putri Koster, istri Gubernur Bali I Wayan Koster, pada Senin (28/1) lalu di Wisma Sabha Utama, Denpasar.
Pertemuan terjadi setelah perempuan yang akrab disapa Ipung ini beradu argumen di media sosial dengan Putri Koster. Pasalnya, Putri Koster berfoto dengan G untuk mengantarkan G berpelesir ke India.
Dalam pertemuan itu, Ipung membeberkan G adalah seorang pelaku pedofilia. Menurutnya, kasus pedofilia itu terjadi sekitar tahun 2015. Saat itu, sebanyak 4 korban berhasil melarikan diri dari ashram. Empat korban ini diselamatkan oleh seorang tokoh setempat bernama Ngurah Harta dan psikater Dr LK Suryani.
Selanjutnya, Ipung diajak berkonsultasi untuk melaporkan kasus itu kepolisian, tapi laporan itu dibatalkan. Menurut Ipung, pembatalan itu karena Ngurah Harta, Suryani, dan G telah bertemu. G meminta mohon agar kasus ini tidak dilaporkan. Permohonan itu disertai dengan surat pernyataan dari G.
ADVERTISEMENT
"Ada bukti surat pernyataan G yang mengakui dan meminta maaf atas apa yang dia lakukan terhadap anak-anak ashram. Kedua, G juga berjanji akan keluar dari ashram dan tidak akan menjadi guruji di situ, (guruji merupakan sebutan guru di ashram) supaya tidak terlibat lagi dalam kegiatan belajar-mengajar," jelas Ipung.
"Ketiga, ada keterangan seorang donatur tetap, bule (WNA), yang bersedia menjadi saksi ke persidangan atau kantor polisi. Keempat, keterangan dari korban," lanjut Ipung.
Pemerhati anak dan perempuan Siti Sapurah di Bali. (Foto: Denita BR Matondang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemerhati anak dan perempuan Siti Sapurah di Bali. (Foto: Denita BR Matondang/kumparan)
Dalam pertemuan dengan Ipung, Putri Koster berjanji akan mengawasi kasus ini dengan melakukan sosialisasi soal bahaya pedofilia. Bahkan, dari hasil pertemuan dengan Putri Koster, Polda Bali didesak mengusut kasus ini.
"Makanya kami banyak minta masukan, baik dari LSM perempuan dan pecinta anak, PPAD yang seperti itu itu ibu minta ilmunya, lalu ibu ikut sebagai ketua tim penggerak PKK bersama ibu-ibu PKK dari provinsi sampai tingkat desa turut mencerahkan," kata Putri Koster usai bertemu dengan Ipung beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Putri Koster juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada menjaga anak-anaknya dari serangan 'predator' anak dan selalu memperhatikan seluruh anggota keluarganya.
"Mensosialisasikan bahwa hati-hati ibu bila ada tanda-tanda seperti ini di masyarakat itu tanda-tanda paedofil sudah menyerang di keluarga, perhatikan anak-anak kita. Hati-hati nanti korban bisa jadi pelaku, itu yang harus kita antisipasi. Ini tanggung jawab, kita bersinergi semua komponen masyarakat," kata Putri Koster.