Polisi Diminta Usut Puisi Sukmawati

3 April 2018 11:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sukmawati Soekarnoputri (Foto: Wikipedia)
zoom-in-whitePerbesar
Sukmawati Soekarnoputri (Foto: Wikipedia)
ADVERTISEMENT
Puisi yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri di peringatan '29 Tahun Anne Avantie Berkarya' menuai kecaman sejumlah pihak. Puisi berjudul 'Ibu Indonesia' itu dianggap menyiratkan banyak tafsir.
ADVERTISEMENT
Dalam puisinya, Sukma menyinggung 'syariat Islam', 'cadar', hingga 'lantunan azan yang kalah merdu dari kidung'. Puisi tersebut dibacakan di ajang Indonesia Fashion Week 2018, Jakata Convention Centre, Rabu (28/3).
Merespons hal itu, Ikatan Advokat Muslim Indonesia (IKAMI) meminta polisi segera bertindak. Seketaris Jenderal IKAMI, Djudju Purwantoro, menilai, pengusutan kasus tersebut tidak perlu menunggu laporan masyarakat. Sebab, kata dia, delik pidana yang didiuga dilakukan Sukma, merupakan delik biasa (formil).
"Demi menghindari situasi yang tidak kondusif lebih meluas, dan guna penegakan hukum yang adil tanpa diskriminasi," ujar Djuju dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), Selasa (3/4).
Puisi Sukmawati di pagelaran Anne Avantie. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Puisi Sukmawati di pagelaran Anne Avantie. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
Pasalnya, menurut Djuju, puisi Sukma dapat menimbulkan prokontra dalam tubuh masyarakat. Sehingga, kata Djuju, hal itu berpotensi menimbulkan kegaduhan dan konflik horizontal yang dapat menyinggung umat Islam.
ADVERTISEMENT
"Bahwa dalam puisi tersebut, dengan mengutip kata-kata 'Syariat Islam'dan 'azan' yang merupakan hal sensitif, yang justru dia akui dan sadari tidak mengerti tentang syariat Islam, tapi malah menyebut dan membanding-bandingkan masalah 'cadar, dan suara 'azan' dengan hal-hal lain yang tidak terkait dengan akidah Islam," imbuhnya.
Menurut Djuju, puisi Sukma yang turut beredar luas di media sosial, patut diduga bertentangan dengan Pasal 28 ayat (2) Undang-undang Informasi, Transaksi, dan Elektronik (ITE) Nomor 18 Tahun 2016, juncto Pasal 45A ayat (2) UU ITE Nomor 18 Tahun 2016.
Pasal itu mengatur tentang perbuatan setiap orang yang dengan sengaja menyebarkan informasi untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
ADVERTISEMENT
Djuju juga menganggap kasus itu diduga melanggar Pasal 156 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal itu mengatur tentang perbuatan seseorang yang mengeluarkan perasaan perbuatan bersifat permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.
Guruh Soekarnoputra di ruang tunggu Istana. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Guruh Soekarnoputra di ruang tunggu Istana. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
"Seharusnya Sukmawati belajar dari kasus Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) tentang penistaan agama yang telah menimbulkam kegaduhan luar biasa di masyarakat, dan kasus tersebut telah berkekuatan hukum tetap," tutur Djuju.
Soal puisi ini, adik Sukmawati, Guruh Soekarnoputra, sudah memberikan klarifikasi. Dia menjelaskan, puisi yang dibacakan kakaknya, bukan bertujuan untuk memantik kontroversi karena isu SARA.
"Ya saya melihat terjadi reaksi-reaksi gitu. Itu kan akhirnya sangat relatif tergantung dari persepsi kita. Ya persepsi orang bermacam-macam," kata Guruh di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/4).
ADVERTISEMENT
"Kalau saya bisa mengerti isinya, maksudnya apa, saya bisa mengerti. Artinya bukan untuk SARA dan sebagainya. Bukan sesuatu yang bagaimana," sambungnya.
Terkait hal ini, kumparan sudah menghubungi Sukma untuk dimintai tanggapan, namun telepon selulernya tidak aktif.
Berikut video pembacaan puisi Sukma di menit ke 1.07.39
"Ibu Indonesia"
Aku tak tahu syariat islam
Yang kutahu sari konde Ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesisa
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi dan kreatif
ADVERTISEMENT
Selamat datang di duniaku
Bumi ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung ibu Indonesia sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azanmu
Gemulai gerak tarimu adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Ilahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damai mengalun
Canting menggores ayat-ayat alam surgawi
Pandanglah ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini
Cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya