Polisi Gandeng Pecalang Jaga Keamanan Bali saat Pelantikan Presiden

17 Oktober 2019 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Bali, Irjen Petrus Reinhard Golose mengumpulkan seluruh aparat keamana di Gedung Lembah Pujian Denpasar, Bali, Kamis (17/10/2019). Foto: Denita br Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Bali, Irjen Petrus Reinhard Golose mengumpulkan seluruh aparat keamana di Gedung Lembah Pujian Denpasar, Bali, Kamis (17/10/2019). Foto: Denita br Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Pelantikan Presiden dan Wapres terpilih, Jokowi dan Ma'ruf Amin, akan diadakan di gedung DPR, Jakarta, pada 20 Oktober. Meski begitu, keamanan di sejumlah daerah turut ditingkatkan, salah satunya Bali.
ADVERTISEMENT
Polda Bali menggandeng TNI dan pecalang (aparat keamanan desa adat) untuk ikut pengamanan wilayah Bali pada momentum pelantikan presiden. Terlebih, Bali merupakan destinasi wisata.
“Saya mau muncul kekuatan swakarsa, saya inginkan di Bali bukan hanya aparat. Tetapi saya juga berharap para pecalang ini mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk mendukung aparat penegak hukum,” kata Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose saat mengumpulkan pecalang di gedung Lembah Pujian Denpasar, Bali, Kamis (17/10).
Golose mengatakan, secara aturan, para pecalang memiliki kewenangan untuk ikut melakukan pengamanan Bali. Kewenangan ini diatur dalam UU RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Pasal 3 Ayat (1) Huruf C.
“Yakni, pengemban fungsi kepolisian negara Republik Indonesia yang dibantu oleh bentuk -bentuk pengamanan swakarsa,” ucapnya.
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memantau situasi saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941 di kawasan Terminal Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Foto: Antara/Fikri Yusuf
Kewenangan ini juga tertuang dalam Peraturan daerah Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat Bali mengenai Pecalang. Yakni, Pasal 1 ayat (9) pecalang desa adat atau Jaga Bhaya Desa Adat atau sebutan lain yang selanjutnya disebut pecalang adalah satuan tugas keamanan tradisional Bali yang dibentuk oleh desa adat yang mempunyai tugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban wilayah di wewidangan desa adat.
ADVERTISEMENT
“Mereka adalah penanggung jawab swakarsa yang berasal dari desa adat masing-masing, sudah bersama-sama dengan kami untuk menyatakan mewakili seluruh Bali,” sambung Golose.
Golose menyebutkan jumlah pecalang yang ikut dilibatkan. Tapi, dia mengatakan, seluruh pecalang yang ada di Bali ikut dilibatkan dalam pengamanan di setiap sudut wilayah.
Namun untuk Polda Bali, ia menerjunkan sekitar 13.000 personel. Titik pengamanan, kata Golose, merupakan seluruh wilayah Bali.
“Kalau pengamanan kita lakukan secara keseluruhan tetapi yang kita kedepankan bukan hard power, yang kita ke depannya adalah soft power,” ujar dia.
Golose juga memastikan Bali tetap aman pascapenangkapan dua terduga teroris AT (45) dan ZAI (14). Keduanya adalah jaringan Abu Rara --penusuk Menkopolhukam Wiranto.