Polisi Imbau Anggota Jaringan Kelompok Teroris Menyerahkan Diri

17 Mei 2018 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Polda Jatim memastikan personelnya masih terus bekerja untuk memburu terduga teroris lain yang berada di wilayahnya. Hingga hari ini, Kamis (17/5), terhitung ada 23 terduga teroris yang berhasil ditangkap Densus 88.
ADVERTISEMENT
"Perkembangan penangkapan di Jawa Timur, sampai saat ini anggota masih terus bekerja di lapangan. Dengan beberapa penangkapan yang jumlahnya sekarang mencapai 23, kemudian satu menyerahkan diri," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung di Mapolda Jatim, Surabaya, Kamis (17/5).
Frans kemudian mengimbau kepada pelaku lainnya yang tergabung dalam jaringan kelompok teroris agar ikut menyerahkan diri.
"Kita mengimbau agar pelaku lain menyerahkan diri daripada ikut kelompok yang empat meninggal dunia. Saya mengimbau daripada dikejar-kejar, lebih baik menyerahkan diri aja. Satu orang sudah menyerahkan diri," lanjut Frans.
Pengamanan ledakan bom di Surabaya. (Foto: AFP/JUNI KRISWANTO)
zoom-in-whitePerbesar
Pengamanan ledakan bom di Surabaya. (Foto: AFP/JUNI KRISWANTO)
Terakhir pada Kamis dini hari, tim Densus 88 mendatangi rumah terduga teroris di Sidoarjo. Namun, Frans belum merinci identitas terduga teroris yang baru-baru ini ditangkap.
ADVERTISEMENT
"Ada penangkapan 5 orang, sudah jalan, 1 menyerahkan diri. Sudah jalan semuanya, di Probolinggo, di Sidoarjo ada. Mudah-mudahan tidak banyak ditangkap lagi dan kita aman," tutupnya.
Serangkaian teror di Jatim bermula pada pengeboman tiga gereja pada Minggu (13/5). Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia dan Gereja Pantekosta diledakkan oleh keluarga Dita Oepriarto. 18 orang meninggal dunia dari kejadian itu.
Aksi teror berlanjut saat saat ada ledakan bom di Rusunawa Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, yang ditempati oleh Anton Ferdianatono. Selang sehari kemudian, serangan teror berlanjut di gerbang depan Polrestabes Surabaya yang didalangi oleh Tri Murtiono.
Ketiga aksi teror di Jatim ini melibatkan keluarga, bahkan anak-anak terduga teroris itu sendiri ikut menjadi korban.
ADVERTISEMENT