news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Polisi Malta Tangkap 8 Orang Terduga Pembunuh Jurnalis Anti-Korupsi

4 Desember 2017 17:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jurnalis Malta tewas akibat ledakan bom mobil (Foto: REUTERS/Darrin Zammit Lupi)
zoom-in-whitePerbesar
Jurnalis Malta tewas akibat ledakan bom mobil (Foto: REUTERS/Darrin Zammit Lupi)
ADVERTISEMENT
Polisi Malta menangkap delapan orang terduga pembunuh jurnalis anti korupsi, Daphne Caruana Galizia. Perempuan tersebut tewas akibat ledakan bom di mobilnya dua bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat, menyebut delapan terduga pelaku berkewarganegaraan Malta. Seluruhnya adalah penjahat kambuhan yang punya rekam jejak kriminal.
"Polisi mempunyai waktu 48 jam untuk menginvestigasi seluruh terduga pelaku sebelum memutuskan akan menahan atau melepas mereka," ucap Muscat, seperti dikutip dari Reuters, Senin (4/12).
Galizia tewas dekat jalanan dekat desa Bidnija. Tak lama usai insiden otoritas setempat menyebut kejadian ini adalah pembunuhan jurnalis pertama yang terjadi negara pulau kecil di Laut Mediterania itu.
Media tempat Galizia menulis, Running Commentary, merupakan website paling banyak dibaca di Malta. Mereka mengungkap dugaan korupsi besar di Malta terkait Panama Papers.
Bocornya dokumen Panama Papers yang dimiliki firma hukum Mossack Fonseca ke publik pada awal 2016 lalu mengguncang dunia. Sebab, dokumen tersebut berisi kekayaan pribadi puluhan pemimpin dunia atau mantan penguasa yang memakai rekening perusahaan offshore.
ADVERTISEMENT
Galizia dalam tulisannya mengungkap beberapa pejabat yang diduga korup, di antaranya adalah mantan Menteri Energi Malta Konrad Mizzi dan Kepala Staf Kepresidenan Keith Schembri. Awal tahun ini, tulisan wanita 53 tahun itu membongkar dugaan korupsi yang dilakukan istri Perdana Menteri Malta, Michelle Tanti.
PM Malta Joseph Muscat termasuk pejabat negara yang membenci tulisan-tulisan Galizia dan pernah menggugatnya karena sebuah artikel. Namun Muscat mengecam pembunuhan terhadap Galizia.