Polisi: Pembunuh Iin Panik Sehingga Sembunyikan Mayat di Lemari

23 November 2018 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses Rekonstruksi kasus pembunuhan Ciktuti Iin Puspita. (Foto: Dok. Polres Jaksel)
zoom-in-whitePerbesar
Proses Rekonstruksi kasus pembunuhan Ciktuti Iin Puspita. (Foto: Dok. Polres Jaksel)
ADVERTISEMENT
Pemandu karaoke bernama Ciktuti Iin Puspita ditemukan tewas di dalam lemari kamarnya di sebuah rumah kos Jalan Senang, Mampang Prapatan VIII, Jakarta Selatan, Selasa (20/11). CIP dibunuh oleh rekan kerjanya yang tinggal di kos yang sama karena masalah uang tip dari pelanggan.
ADVERTISEMENT
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar mengatakan, kedua pelaku yakni Nissa Regina (rekan kerja Iin) dan Yustian (kekasih Nissa Regina) panik sehingga menyembunyikan mayat Iin di dalam lemari.
“Saat itu mereka sudah panik dan betul-betul (korban) sudah meninggal dunia,” ucap Indra di lokasi, Jumat (23/11).
Proses Rekonstruksi kasus pembunuhan Ciktuti Iin Puspita. (Foto: Dok. Polres Jaksel)
zoom-in-whitePerbesar
Proses Rekonstruksi kasus pembunuhan Ciktuti Iin Puspita. (Foto: Dok. Polres Jaksel)
Indra juga mengungkapkan, kedua pelaku mengira, dengan menyembunyikan mayat Iin ke dalam lemari bisa menghilangkan jejak aksi pembunuhan itu. Menurutnya pelaku juga sempat membersihkan lantai kamar kos korban.
“Kelihatan dari tindakan yang dilanjutkan mereka ingin menghilangkan jejak seperti lantai dibersihkan pakaian kain yang ada, bahkan baju juga dijadikan barang bukti,” tutupnya.
Tersangka pembunuh pemandu karaoke. (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tersangka pembunuh pemandu karaoke. (Foto: Raga Imam/kumparan)
Korban pertama kali ditemukan oleh dua orang penjaga kos yang merasa curiga dengan bau busuk di kamar korban. 2 atau 3 hari sebelum dibunuh, korban sudah tak diketahui keberadannya.
ADVERTISEMENT
Masalah uang tip menjadi awal penyebab terjadinya pembunuhan. Pelaku merasa tersinggung karena Iin pernah mengambil sejumlah uang tip yang dititipkan pelanggan untuk R.
“Uangnya Rp 1,8 juta, korban hanya bisa memberikan Rp 500 ribu. Katanya (uang itu) udah digunakan untuk kepentingan pribadi. Nanti kita dalami berapa sebenarnya uang yang diberikan dari pelanggan, ini kapan,” ungkap Indra, Kamis (22/11).