Polisi Sri Lanka Temukan 87 Detonator Bom di Halte Bus

22 April 2019 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah petugas keamanan dan mobil ambulans berada di sekitar ledakan gereja St. Anthony di Sri Lanka. Foto: AFP/ISHARA S. KODIKARA
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah petugas keamanan dan mobil ambulans berada di sekitar ledakan gereja St. Anthony di Sri Lanka. Foto: AFP/ISHARA S. KODIKARA
ADVERTISEMENT
Kepolisian Sri Lanka menemukan 87 detonator bom di halte bus Bastian Mawatha, Kolombo, Senin (22/4). Diberitakan AFP, 12 detonator di antaranya tersebar di dalam tanah, sementara 75 lainnya diletakkan di tempat sampah area halte.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, polisi juga menemukan dan menjinakkan bom pipa di dekat Bandara Internasional Bandaranaike, Kolombo, Minggu (21/4) malam. Penemuan-penemuan tersebut terjadi tak lama setelah delapan bom menyasar tiga gereja dan empat hotel yang menewaskan 290 orang juga melukai 500 orang lainnya.
Pada Minggu, Gereja St. Anthony Shrine, Gereja St. Sebastian, dan gereja di wilayah Batticaloa, timur Kolombo, porak-poranda. Bom meledak saat para jemaat tengah melaksanakan kebaktian Hari Paskah.
Suasana gereja St Sebastian's di Negombo, Sri Lanka. Foto: Reuters
Dua orang otoritas keamanan sedang berjaga di Negombo, Sri Lanka, di bom. Foto: Reuters
Pelaku juga menyerang empat hotel dengan serangan bom bunuh diri, yakni Grand Cinnamon, Shangri-La, Kingsbury, dan sebuah hotel di dekat kebun binatang nasional. Terakhir, bom bunuh diri meledak di sebuah rumah ketika polisi menyergap pelaku.
Polisi sudah menangkap 24 pelaku yang diduga berkaitan dengan teror tersebut. Meski belum ada yang mengklaim serangan, pemerintah Sri Lanka menduga aksi tersebut dilancarkan kelompok militan dalam negeri, National Thowfeek Jamaath, yang didalangi jaringan internasional.
ADVERTISEMENT
"Laporan intelijen (menunjukkan) bahwa organisasi-organisasi teroris asing berada di belakang para teroris lokal. Karena itu, presiden akan mencari bantuan dari negara-negara asing," kata Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena.