Polisi Tangkap 3 Pengeroyok Anggota Ormas di Medan

4 Februari 2019 18:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi korban tawuran Foto: Muhammad Faisal Nu'man / kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi korban tawuran Foto: Muhammad Faisal Nu'man / kumparan
ADVERTISEMENT
Polrestabes Medan menangkap tiga pelaku yang diduga mengeroyok Jarisman Saragih, anggota organisasi kepemudaan Ikatan Pemuda Karya (IPK) di Jalan Cemara, Deli Serdang, pada Sabtu (2/2). Kapolrestabes Medan, Kombes Dadang Hartanto mengatakan institusinya masih mengejar pelaku lain.
ADVERTISEMENT
"Sudah ada tiga orang diamankan, yang lainnya masih terus kami kejar," ujar Dadang, di kantornya, Senin (4/2). Dadang belum mau merinci dan mendetailkan inisial tiga pelaku yang ditangkap itu. Namun menurut dia, dari tiga pelaku yang ditangkap, satu di antaranya ditembak karena berupaya melarikan diri. "Lengkapnya nanti akan kami rilis," kata Dadang. Sebelumnya, dua organisasi kepemudaan di Medan terlibat cekcok. Pada peristiwa itu satu orang anggota organisasi Ikatan Pemuda Karya (IPK) Jarisman Saragih meninggal dunia. Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Medan Thomas Purba mengisahkan kejadian itu bermula saat rombongan IPK hendak pulang usai menghadiri acara pelantikan pengurus di Lapangan Gajahmada, Jalan Gunung Krakatau, Medan Timur. Menurut Thomas, saat itu rombongan anggota IPK menggunakan tiga kendaraan angkutan umum. Ketika sedang melintas di Jalan Cemara, Medan Timur, Kota Medan, rombongan IPK dicegat oleh 50 orang anggota organisasi pemuda lain. Thomas mengatakan sopir angkutan umum yang membawa Jarisman kaget atas pencegatan itu. Mobil yang dikemudikannya oleng dan membuat Jarisman terjatuh.
Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Thomas Purba saat memberikan keterangan pers kepada wartawan, Senin (4/2). Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
"Mungkin karena sopir angkot tidak fokus sehingga dia (Jarisman) jatuh dan dianiaya hingga tewas," ujar dia. "Tidak ada sama sekai perlawanan, karena kami murni hanya melintasi jalan".
Thomas mengatakan pada peristiwa itu ada dua anggotanya yang menjadi korban penganiayaan selain Jarisman. Satu anggotanya kritis dan masih dirawat di rumah sakit setempat. "Satu kritis dan satu lagi meninggal dunia dengan luka bekas softgun dan panah, kami tidak pernah takut dengan semua itu," ujar dia. "Hanya saja saya kira ini tindakan yang sudah berulang kali".