Polisi Tangkap Seorang Anak yang Coba Retas Situs KPU

14 Maret 2019 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Hacker Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hacker Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Direktorat Cyber Crime Mabes Polri menangkap seorang anak yang melakukan hacking atau meretas situs KPU. Anak yang masih di bawah umur itu ditangkap beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
"Itu sudah lama, satu orang pelaku di mana anak di bawah umur kita amankan," kata Karo Penmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Kamis (14/3).
Dedi menjelaskan pelaku yang masih di bawah umur itu hanya mencoba untuk men-deface situs KPU. Mengingat usia pelaku masih di bawah umur, pelaku tidak ditahan.
"Pelaku men-deface terhadap (situs) KPU, tapi pelaku masih di bawah umur, (pelaku) tidak diekspose dan dilakukan diversi," ujar Dedi.
Sebelumnya KPU mengungkapkan adanya upaya peretasan dari sejumlah hacker yang masuk ke data KPU. Dari data IP address yang terlacak, para peretas tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga dari luar negeri seperti China dan Rusia.
Ketua KPU Arief Budiman menjelaskan, pihaknya belum bisa memastikan apakah hacker tersebut merupakan orang asing atau bukan. Sebab, hacker adalah individu yang bisa berasal dari mana saja, termasuk orang Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Harus hati-hati bikin kalimat, bukan berarti China dan Rusia. Itu hacker itu kan individu-individu, orang-orang. Jadi IP addressnya datang dari banyak tempat. Ada yang datang dari domestik. Ada yang datang dari internasional. Tapi orang di belakang pengguna IP Adress itu kan bisa orang Indonesia, bisa orang luar, bisa dari mana-mana,” kata Arief saat ditemui di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3).
Meski begitu, Arief memastikan KPU masih bisa mengatasi peretasan yang dilakukan oleh berbagai hacker itu. KPU memang sejak lama jadi target peretasan, bahkan di pilkada menyerang hasil scan C1.
Ketua KPU, Arief Budiman, pada simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2019 yang digelar KPU di halaman Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
KPU Sering Jadi Target Peretasan
Sementara Komisioner KPU Viryan Azis mengungkapkan aksi peretasan ini sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Pada Pilkada 2018 KPU juga pernah mendapatkan serangan serupa dari hacker.
ADVERTISEMENT
"Ya, coba untuk nge-hack coba untuk di DDOS, itu yang kemarin di pilkada serentak 2018, konteksnya itu. Kita tidak tahu karena orang seperti itu prinsipnya yang namanya proxy itu kan bisa dilakukan oleh siapa pun," ucap Viryan.
KPU menduga serangan hacker ini berkaitan dengan era globalisasi karena teknologi semakin berkembang. KPU juga akan terus melakukan pencegahan terhadap serangan para hacker ini dengan berkoordinasi dengan Mabes Polri.
"Itu jalan terus dan setiap ada serangan siber kita selalu koordinasi dengan Mabes Polri dalam hal ini Cyber Crime. Kita harapkan mereka bisa ungkap dan itu terbukti bisa ditangkap," ujarViryan.