Politikus Golkar Fayakhun Bantah Bukti KPK, Sebut WhatsApp-nya Diretas

31 Januari 2018 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sidang pengadaan satellite monitoring di bakamla (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sidang pengadaan satellite monitoring di bakamla (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
ADVERTISEMENT
Politikus Partai Golkar Fayakhun Andriadi membantah pernah meminta sejumlah uang terkait proyek pengadaan satellite monitoring dan drone di Bakamla. Bukti percakapan antara Fayakhun dengan Managing Director PT Rohde & Schwarz Indonesia, Erwin Arief yang dijadikan bukti oleh KPK pun disangkalnya.
ADVERTISEMENT
Fayakhun mengaku tidak tahu soal adanya percakapan itu. Bahkan ia menyebut bahwa akun Blackberry dan Whatsapp miliknya diretas pihak tertentu. Ia kemudian mengaku sudah melaporkan hal tersebut ke polisi.
"Perlu saya sampaikan bahwa saya laporkan ke Polri mengenai adanya hacking akun BBM (Blackberry Messengger) dan Whatsapp saya. Saya bawa laporannya," ujar Fayakhun Andriadi saat bersaksi untuk terdakwa Nofel Hasan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (31/1).
Pelaporan ke pihak polisi tersebut, menurut Fayakhun didasari atas pelaporan sejumlah rekannya. Fayakhun menganggap segala pesan yang mengatasnamakan dirinya bukan dia yang mengirimkan. Ia menduga ada pihak yang dengan sengaja meretas akun miliknya.
"Ada beberapa kali keluhan teman-teman saya yang intinya minta uang. Itu makanya saya laporkan kepada polri," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Terkait Erwin, dia mengaku hanya mengenalnya karena terkait jual beli suku cadang dan elektronik. Ia menyatakan hubungannya sama sekali tak berhubungan dengan proyek pengadaan di Bakamla.
"Saya trading mainan, spare part dan elektronik. Saya pernah beli produk Rohde, Saya beli sama Erwin terus saya gunakan ke BIN, Pemda DKI, hanya itu," kata Fayakhun.
Pada persidangan sebelumnya, KPK sempat mengungkap adanya potongan percakapan yang diduga antara Fayakhun dengan Erwin.
Sidang pengadaan satellite monitoring di bakamla (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sidang pengadaan satellite monitoring di bakamla (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
Berikut potongan percakapan antara Erwin dengan Fayakhun:
Fayakkhun: Bro, tadi saya sudah ketemu onta, SN dan Kahar. Semula dari KaBa yang sudah ok drones, satmon belum. Tapi saya sudah "paksa" bahwa harus drones + satman total 850. Onta sudah konfirmasi dengan KaBa dan saya ok utk fahmi dapet 2 items, drones dan satmon 850.
ADVERTISEMENT
Fayakhun: Skrg semestinya onta ketemu Fahmi, begitu ok, saya perlukan senin dimulai didrop.
Erwin Arif: Ok nanti aku kabarin fahmi sekrg.
Erwin yang sudah dihadirkan sebagai saksi juga sempat dikonfirmasi soal percakapan tersebut. Dia kemudian menjelaskan maksud dalam percakapan itu. Menurut Erwin, Fayakhun menyampaikan kepada dirinya bahwa anggaran yang akan turun adalah sebesar Rp 850 miliar, yakni untuk satellite monitoring sebesar Rp 400 miliar dan untuk drone sebesar Rp 500 miliar.