Politikus Nasdem Sebut Banyak Sekolah Perawat yang Tak Terakreditasi

27 Januari 2018 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi "hospital tanpa Hospitality" (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi "hospital tanpa Hospitality" (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
ADVERTISEMENT
Profesi perawat di Indonesia menjadi sorotan setelah video pelecehan yang dilakukan oleh perawat terhadap pasiennya beredar luas. Kasus tersebut saat ini sudah berlanjut ke pihak kepolisian.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi IX dari Nasdem, Irma Suryani, menilai permasalahan perawat tak bisa dilepaskan dari banyaknya sekolah perawat yang tak terakreditasi. Sebab menurutnya hal tersebut membuat perawat yang dihasilkan menjadi tidak berkualitas.
"Banyak yang tidak terakreditasi," ucap Irma Suryani dalam Diskusi "Hospital tanpa Hospitality" di Gado-Gado Boplo,Jakarta Pada Sabtu (27/1).
Ia menyebut bahwa jumlah perawat di Indonesia saat ini termasuk banyak, yakni sekitar 350 ribu perawat. Jumlah tersebut menurut Irma terhitung berlebih, mengingat kebutuhan hanya 70 ribu saja.
"Di daerah, perawat yang jadi tenaga kerja sukarela itu banyak sekali. Gajinya tidak lebih dari Rp 500 ribu, bahkan ada yang Rp 250 per bulan," beber Irma.
Ia pun meminta Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi untuk mengatur sekolah perawat dari sisi kompetensi, akreditasi dan kualitas. Sebab saat ini dinilai perawat masih sulit mendapatkan pekerjaan, termasuk sulit untuk bersaing di luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Jangankan kerja di luar, di dalam saja susah," ucap Irma.
Ia lantas membandingkan dengan kualitas perawat di Filipina yang tersebar di sejumlah negara. "Di Singapura saja perawat dari Filipina, Arab Saudi juga dari Filipina," kata dia.