Politikus PDIP: Semua Sila dalam Pancasila Terkandung Nilai Islam

16 Desember 2018 1:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Konsolidasi PDIP di Langkat, Sumatera Utar, Sabtu (15/12) (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Konsolidasi PDIP di Langkat, Sumatera Utar, Sabtu (15/12) (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Politikus PDIP yang juga Intelektual muda Nahdatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi turut menyampaikan pandangannya terkait dunia Islam saat ini di hadapan kader PDIP Kabupaten Langkat dan Binjai, saat konsolidasi pileg dan pilpres di Stabat, Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Zuhairi juga menjelaskan kaitan antara Islam dengan Pancasila. Menurutnya, kelima sila yang yang ada di dalam Pancasila terkandung nilai Islam.
“Seluruh kader PDIP harus lugas dan tegas menjelaskan bahwa jati diri PDIP adalah Pancasila. Kalau kita berbicara Pancasila, maka sesungguhnya kita berbicara Islam. Karena semua sila dalam Pancasila adalah nilai-nilai Islam,” tutur Zuhairi di lokasi, Sabtu (15/12).
Zuhairi mengatakan, Islam di Indonesia bisa semakin maju karena faktor Pancasila. Menurutnya, kegagalan negara-negara Timur Tengah belakangan ini justru karena tidak memiliki ideologi seperti Pancasila sehingga hancur akibat radikalisme dan ekstremisme.
“Fenomena radikalisme dan ekstremisme bukan hanya fenomena di Indonesia. Ini terjadi di Turki, Arab Saudi, Mesir, Yaman, Suriah, dan Libya. Semua dunia Islam itu sedang hancur berantakan,” kata Ketua DPP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu.
ADVERTISEMENT
Zuhairi menambahkan, upaya kelompok ekstrem dan radikal menghancurkan Indonesia kian terlihat nyata. Indikasinya adalah maraknya penganut radikalisme dan ekstremisme yang getol menyudutkan Pancasila.
“Dan mereka menyasar Indonesia. Salah satunya adalah menghancurkan rumah Pancasila, yaitu kita, PDI Perjuangan,” ucapnya.
Di depan ratusan kader PDIP, Zuhairi lantas menceritakan soal penerimaan gelar doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar Kairo Mesir kepada Bung Karno pada 1960. Saat menerima gelar kehormatan itu, Bung Karno menyampaikan pidato tentang Pancasila.
“Gamal Abdul Nasser (Presiden Mesir 1956 - 1970, red) waktu itu sangat terkagum-kagum dengan Pancasila. Hampir saja Mesir menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara. Sayangnya, Gamal Abdul Nasser cepat jatuh karena kalah perang dengan Israel. Jika tidak, maka Pancasila akan menjadi ideologi Mesir,” ungkapnya.
Politikus PDIP, Ketua DPP Bamusi, Zuhairi Misrawi (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Politikus PDIP, Ketua DPP Bamusi, Zuhairi Misrawi (Foto: Dok. Istimewa)
Zuhairi meyakini kegagalan negara-negara di Timur Tengah disebabkan karena mereka tidak punya Pancasila. Itulah yang membedakan Indonesia sebagai negeri berpenduduk mayoritas muslim dengan negara-negara di Timur Tengah lainnya.
ADVERTISEMENT
“Indonesia bisa bertahan dan bisa maju karena kita punya Pancasila yang sesuai dengan nilai Islam. Maka kita butuh punya bapak bangsa, Bung Karno,” pungkasnya.
Sebelum Zuhairi memberikan pandangannya mengenai Islam, para kader PDIP Langkat dan Binjai terlebih dahulu mendapat pengarahan dari Sekjen PDIP Hasto Kristyanto dan Ketua DPP Djarot Syaiful Hidayat.
Konsolidasi PDIP di Langkat merupakan rangkaian safari politik PDIP di Sumut yang digelar selama tiga hari, dari 14 hingga 17 Desember 2018. Sebelumnya, PDIP telah menggelar konsolidasi di Deli Serdang, Tanjung Morawa, dan Medan.